UBN: Kita Membebaskan Lahan untuk Islam

by
foto:istimewa

Mulai dari Rp 11 ribu sampai Rp 1 miliyar, umat Islam bergerak secara kolosal untuk membebaskan lahan AQL. Alhamdulillah terwujud.

Wartapilihan.com, Jakarta –-AQL (Ar-Rahman Qur’anic Learning Center) yang berdiri pada 1 Muharam 1429 H/29 Desember 2008 adalah sebuah lembaga yang memiliki gerakan Islah (perbaikan) dan Tajdid (pembaharuan). Bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial, ekonomi, dan kaderisasi, AQL bercita-cita mengembalikan masyarakat umum kepada Al-Qur’an.

Dalam kegiatannya AQL memilki 4 (empat) target utama. Pertama, insight/pencerahan. Mencerahkan umat manusia agar sadar/aware dan merasa perlu kepada Al-Qur`an. Kedua, mindset/cara pandang. Mewarnai cara pandang umat terhadap Al-Quran agar secara proporsional memandang Al-Qur`an seperti Allah memberikan nama pada Al-Qur`an.

Ketiga, attitude/sikap mental. Membangun attitude/sikap mental umat dalam menyikapi Al-Qur`an agar secara proporsional berinteraksi dengan Al-Qur`an sesuai dengan karakteristiknya yang Allah jelaskan dalam Al-Qur`an.

Dan keempat, behavior/perilaku. Membentuk perilaku umat agar menunjukkan kesungguhan iman mereka terhadap Al-Qur`an, melalui; kebiasaan/habit, ketergantungan/addict dan perasaan terancam jika mengabaikannya.

Dari AQL yang semula bermarkas di Karang Asem, kawasan Kuningan-Jakarta Selatan. Kini, Islamic Center berlokasi di Jl. Tebet Utara I No. 40, Jakarta Selatan. Pimpinan AQL Ustaz Bachtiar Nasir menuturkan, pada saat pertama kali menempati tempat yang dulunya cafe, pihaknya harus membayar biaya sewa sebesar Rp 200 juta per tahunnya dalam kurun waktu 5 tahun.

Netizen menyebut Jl. Tebet Utara yaitu Jalan V-Street karena terkenal dengan maraknya kasus pembunuhan. Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu, dari Jl. Denpasar Raya Bachtiar bersama rekannya hijrah ke Jl. Tebet Utara. Setelah 5 tahun, Bachtiar hendak pindah karena kontraknya sudah habis. Namun, jamaah menghendaki AQL tetap berada di persimpangan jalan tersebut.

“Setelah itu kita bikin tim, namanya Tim Tadabbur Qur’an Indonesia secara auditable. Kemudian bersama tim kecil terus bergerak. Alhamdulillah dalam setahun terkumpul 15 miliyar,” kenang Bachtiar Nasir.

Dalam penyempurnaannya, ia membuatkan sayembara amal dengan pilihan Rp 11 ribu dan Rp 16 ribu untuk sejuta umat. Kendati sangat sedikit umat menyumbang, namun antusiasmenya begitu besar dengan semaraknya program-program AQL. Para donatur yang menyumbangkan mulai dari Rp 11 ribu, Rp 1 miliyar bahkan dalam bentuk emas sebesar 4 kg. Di luar itu, dengan izin Allah jamaah AQL se-Indonesia turut membantu pembebasan lahan.

“Bagi saya yang terpenting bukanlah materiil. Doa-doa dan keterlibatan umat sangat dibutuhkan. Keberpihakan umat terhadap dakwah ini yang menjadi motivasi kami untuk terus bergerak,” ungkapnya, terharu.

Kendati mendapatkan kontribusi dengan mudah, Bachtiar dan tim pernah mengalami kefuturan ketika usahanya dirasa sudah pada titik nadir. Ditambah tim yang mulai tidak solid dan gelombang protes dari warga sekitar, namun dengan izin Allah halangan dan rintangan tersebut dapat dilalui.

“Strateginya, kita membuat force tim. Ibaratnya, tim tempurnya. Tapi, kata-kata kuncinya, kita membebaskan lahan untuk Islam. Itu yang membuat kita bersemangat dan tidak ada niat untuk memiliki,” tutur Bachtiar.

Ia meyakini, hal tersebut merupakan rezeki dari Allah yang harus di syukuri dan mengawal tanah wakaf di jalan Allah Swt. Jika melihat umat Islam dari Ziswaf, kata Bachtiar, potensinya sangat besar. Persoalannya adalah umat sering dibohongi. Sehingga, kita ada brand lembaga/individu yang memiliki trust serta program-program intensif, umat lebih mudah disentuh.

“Bantu bayar Indonesia, umat juga insya Allah siap. Memang tidak mudah mendapatkan trust itu. Ada juga yang tidak senang. Artinya, potensi umat Islam sangat besar. Mudah-mudahan Allah memberikan kita pemimpin yang diridhai dan lembaga-lembaga yang diberkahi,” harap Bachtiar.

Ia menandaskan, kepada seluruh lembaga dakwah harus menyampaikan kewajiban Ziswaf dan program keummatan secara elegan dan dipercaya. Bahkan, Bachtiar sangat memperhatikan mulai dari warna, diksi dan pelaporan kepada para donatur.

“Salah satu cara kita adalah berwasilah dengan shalawat Rasulullah Saw. Alhamdulillah, awalnya ini di luar dugaan. Tapi, kita ingin menampilkan wajah Islam tidak dipinggiran. Tidak hanya persatuan di gerakan, jika di ekonomi juga bisa bersatu. Insya Allah umat Islam akan besar,” tutupnya.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *