Teknologi Mobil Berbahan Bakar Sampah Plastik

by
Foto: goodnewsfromindonesia.com

Tim dari UGM memenangkan lomba inovasi teknologi tingkat dunia di London, mengalahkan peserta dari 140 negara.

Wartapilihan.com, Jakarta — Indonesia merupakan produsen sampah plastik terbanyak kedua di dunia setelah Cina. Masalah plastik ini dilihat sebagai peluang oleh tiga orang mahasiswa UGM membeberkan ide cemerlangnya untuk menyelesaikan masalah sampah; mengubah sampah jadi energi.

“Kita menyayangkan masalah plastik di Indonesia yang tidak termanajemen dengan baik. Jadi kita punya ide, mengapa kita tak mengubah sampah plastik menjadi energi sekaligus membantu kekurangan energi di Indonesia,” kata Thya Laurencia Benedita Araujo, satu dari tiga mahasiswa dari tim UGM, dilansir dari goodnewsfromindonesia.com, Senin, (9/7/2018).

Kendati pengolahan sampah sebagai sumber energi bukanlah hal baru, terobosan yang mereka lakukan menjadi berbeda karena tidak lagi membutuhkan energi tambahan untuk mengolah limbah.

“Upaya untuk mengonversi limbah kan sudah banyak. Tapi mayoritas menggunakan LPG untuk membakarnya. Nah, kami punya ide dengan mengonversi sampah plastik itu memakai gas buangan knalpot, jadi gratis,” cerita Herman.

Berdasarkan pembuktian yang mereka lakukan, gas buang knalpot mobil yang suhunya bisa melewati 400 derajat Celcius, cukup untuk melakukan pembakaran.

Selain itu, teknologi yang mereka konsepkan juga memiliki alat penyerap karbon dioksida dari knalpot sehingga polusi pun dapat ditekan. Dua kilogram plastik yang digunakan dapat menjadi 2,2 liter BBM.

Prestasi yang diraih mahasiswa UGM ini terbilang luar biasa. Mereka adalah satu-satunya wakil dari Asia, yang berhasil mengalahkan lebih 3.000 ide dari 140 negara.

Di babak final di London, mereka bersaing dengan empat tim lainnya dari Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Prancis dan Australia.

“Deg-degan banget. Ternyata kita bisa mengalahkan mereka. Nggak nyangka saja Indonesia bisa menang. Kita saingannya sama (mahasiswa) University Texas (dari Amerika), yang rangking universitasnya tinggi banget. Kita bahagia sekali,” ungkap Thya.

Salah satu juri ajang ini, Chris Brauer, direktur inovasi dari University of London menyatakan, kemenangan tim dari Indonesia karena idenya sangat dekat dan relevan.

“Inovasi ini sangat kuat, karena bisa digunakan langsung oleh orang-orang terdekat mereka. Jika diwujudkan, teknologi ini bisa mengubah perilaku kita dan menjaga pemeliharaan lingkungan. Selain itu, dengan teknologinya mereka langsung bisa mencari konsumen, sementara peserta yang lain lebih fokus untuk ke bisnis,” ujar Brauer.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *