Telah ada berbagai studi yang membuktikan bahwa ternyata penyakit jantung lebih rentan menyerang kaum pria. Salah satu temuan tersebut dipublikasikan oleh Harvard Medical School, Amerika Serikat.
Wartapilihan.com, Jakarta –Studi yang dilakukan terhadap 34.000 penduduk Norwegia tersebut menemukan bahwa risiko penyakit jantung pada pria dua kali lipat dibandingkan dengan kaum wanita.
Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri. M.Epid, ada hal yang menarik dari temuan ini. Pasalnya, secara anatomis sebenarnya ukuran bilik jantung wanita lebih kecil dibandingkan pria.
“Selain itu, volume darah yang dipompa jantung wanita dalam sekali denyut lebih sedikit 10 persen dibandingkan dengan kaum pria. Jadi, sebetulnya berdasarkan bentuk jantung, kerja jantung wanita relatif lebih berat ketimbang pria,” tutur dr. Resthie, berdasarkan laman klikdokter.com, Senin, (9/7/2018).
Faktor pertama, menurut Resthie, wanita yang belum memasuki usia menopause memiliki kadar hormon estrogen yang tinggi dibandingkan dengan kaum pria.
“Meski peran utama hormon tersebut adalah untuk kesuburan wanita dan untuk mengatur siklus haid, tapi hormon ini juga berfungsi untuk melindungi pembuluh darah,”
Adanya estrogen, kata dia, bisa membuat pembuluh darah tak mudah menyempit sekaligus tak mudah tersumbat. Oleh karena itu, penyakit jantung pun tak mudah terjadi.
Kedua, kebiasaan merokok masih lebih besar dilakukan pria dibandingkan wanita.
Ia menerangkan, gaya hidup tidak sehat inilah yang dianggap menjadi penyebab pria lebih rentan mengalami serangan jantung dan penyakit jantung koroner.
“Juga, studi membuktikan bahwa pada orang yang bekerja, pria lebih rentan mengalami stres dibandingkan wanita. Saat stres, hormon epinefrin meningkat. Kondisi ini menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat, serta pembuluh darah pun akan menyempit,” imbuh dia.
Pria yang mengalami stres, kata dia, secara tak langsung akan lebih rentan mengalami penyakit jantung karena terjadinya mekanisme tersebut.
Sampai di sini, penyebab pasti mengapa pria lebih rentan terkena penyakit jantung memang belum terjawab secara pasti. Namun, Resthie mengatakan, tiga poin yang disebutkan di atas dianggap dapat menjelaskan fenomena tersebut.
“Perlu diingat bahwa selain faktor jenis kelamin, masih ada hal-hal lain yang memengaruhi terjadinya penyakit jantung, seperti pola makan dan aktivitas fisik. Kedua hal itu justru lebih berperan dalam menimbulkan sakit jantung dibandingkan dengan jenis kelamin,”
Oleh karena itu, Resthie menyarankan agar memperbanyak konsumsi sayur dan buah dan membatasi makanan berlemak seperti aneka gorengan dan daging berlemak.
“Usahakan untuk membatasi lemak paling banyak hanya 10 persen dari total makanan dalam sehari. Tidak mengonsumsi minuman manis atau minuman bersoda. Latihan fisik seperti lari, bersepeda, senam, atau berenang setidaknya empat kali dalam seminggu. Jangan merokok atau segera hentikan kebiasaan merokok, dan jauhkan diri dari paparan asap rokok (perokok pasif),” pungkasnya.
Eveline Ramadhini