Wartapilihan.com, Palestina – Ketua Gerakan Islam di wilayah penjajahan Israel, Syaikh Raed Sholah mengatakan, janji Presiden Amerika terpilih Donald Trump saat berkampanye yang akan mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedubesnya ke kota tersebut merupakan maklumat perang pada Allah dan Al-Qur’an.
Dalam acara “Tanpa Batas” yang ditayangkan Aljazeera, Sholah menegaskan, apa yang dilakukan Trump akan membawa bencana.
“Janji Trump bila terbukti akan menuntun pada situasi bencana di kawasan,” ujarnya seperti dilansi Pusat Informasi Palestina, Kamis (19/1).
Menurutnya, legalitas internasional dan resolusi PBB yang menegaskan Al-Quds adalah kota yang tak mungkin dilegalkan untuk Israel.
Syaikh Sholah menganggap, Israel kini berada dalam fase kegagal dalam melakukan yahudisasi Al-Quds. Ia menyebutkan, masyarakat Palestina di dalam wilayah jajahan 1948 adalah masyarakat yang tenang kondusif. Mereka paham politik bahwa Israel berupaya memecah belah bangsa Palestina untuk memuluskan niatnya mengusir bangsa Palestina dari wilayahnya.
“Kami berupaya melindungi dan mempertahankan prinsip Palestina seperti hak kembali dan pengungsi,” ujar Sholah. Ia juga menilai paradigma politik Israel belum berubah sampai sekarang.
Sholah yakin hari-hari ke depan akan mengungkap kedustaan dan kebohongan Zionis terkait dengan slogannya, “Tanah Tanpa Bangsa Untuk Bangsa Tanpa Tanah”.
Warga Tepi Barat Menolak
Sebelumnya, ratusan orang pada hari Kamis (19/1/2017) mengikuti aksi unjuk rasa di Tepi Barat menentang niat Presiden Amerika Donald Trump memindahkan kedubes negaranya di entitas Zionis dari kota Tel Aviv ke kota al-Quds.
Selain membawa foto kota al-Quds, para demonstran membawa poster-poster bertuliskan slogan-slogan yang menolak pemindahan kedubes Amerika ke al-Quds.
Anggota Komisi Sentral Gerakan Fatah, Jamal Muhaisin, mengatakan sikap Trump memindahkan kedubes Amerika ke al-Quds merupakan keberpihakan Amerika kepada entitas Zionis.
“Al-Quds timur adalah ibukota negara Palestina dan tanpa al-Quds tidak ada negara,” ujarnya.
Dia mengatakan, pemindahan kedubes Amerika ke al-Quds menghancurkan proses perdamaian yang sedang berlangsung.
Redaksi: Pizaro