Sosok Rasulullah SAW merupakan sosok teladan sepanjang zaman. Pria paling berpengaruh sepanjang sejarah umat manusia ini dilahirkan pada 12 Rabiul Awwal tahun Gajah. Beliau dilahirkan 55 hari setelah tentara bergajah pimpinan Abrahah dibinasakan oleh Allah saat hendak menghancurkan Ka’bah.
Wartapilihan.com, Jakarta –Beliau berasal dari keluarga terpandang suku Quraisy. Setiap kali membaca biografi manusia Agung ini, selalu diawali dengan “Ibunya bernama Aminah, ayahnya bernama Abdullah, pamannya Abu Thalib, dan kakeknya Abdul Muthalib”. Artikel ini hendak membahas perihal keluarga Rasulullah yang kiranya jarang terbahas.
Pertama, perihal neneknya Rasulullah SAW. Neneknya dari pihak ayah adalah Fathimah binti Amr dari Bani Makhzum. Beliau adalah salah satu istri Syaibah Abdul Muthalib.
Sedangkan nenek dari pihak ibu adalah Barrah binti Abdul ‘Uzza dari Bani Abdu Dar, beliau adalah ibunda Aminah binti Wahab bin Zuhrah. Dari nenek saja terlihat, beliau berdarah Bani Makhzum dan Bani Abdu Dar, dua di antara keluarga terpandang Quraisy.
Kedua, perihal jumlah anak-anak Rasulullah. Anak-anak Rasulullah berjumlah tujuh orang menurut pendapat terkuat. Yakni Qasim dan Abdullah (yang dijuluki Ath-Thahir dan Ath-Thayyib lantaran lahir setelah amanah kerasulan), Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Semua dari istri beliau Khadijah binti Khuwailid. Lalu Ibrahim anak Rasulullah dari Mariyah Al-Qibthiyah.
Ketiga, Seputar cucu Rasulullah. Keliru jika menganggap cucu beliau hanya dari Fathimah saja. Beliau juga memiliki cucu dari putri sulungnya, Zainab dan Ruqayyah. Cucu Rasulullah dari Zainab adalah Ali bin Abu Al-Ash dan Umamah binti Abu Al-Ash. Ali wafat ketika masih kecil. Sedangkan Umamah inilah yang dalam suatu hadits sedang digendong Rasulullah ketika beliau shalat dan meletakkannya saat beliau sujud.
Suami Zainab, Abu Al-Ash bin Rabi’ berasal dari Bani Abdu Syams. Ibu Abu Al-Ash adalah Halal binti Khuwailid, saudari Khadijah binti Khuwailid. Dengan begitu, Khadijah adalah bibi Abu Al-Ash, Khadijah sendiri menganggap Abu Al-Ash seperti anaknya sendiri. Terlebih setelah menikah dengan Zainab dalam pernikahan yang penuh cinta. Pernikahan itu terjadi sebelum turunnya Wahyu.
Meskipun tidak langsung masuk Islam dan sempat bertahan pada kesyirikan, ia tidak memusuhi Rasulullah dan keluarganya. Ibnu Hisyam menyatakan, “Rasulullah memberikan pujian kepada Abu Al-Ash karena ia menantu yang baik”. Abu Al-Ash baru masuk Islam pasca perang Badar. Abu Al-Ash dan Zainab dikaruniai dua anak bernama Ali (meninggal waktu kecil) dan Umamah. Kisah mereka sesungguhnya tidak kalah romantis dengan Ali dan Fathimah.
Sedangkan, cucu Rasulullah dari Ruqayyah adalah Abdullah bin Utsman bin Affan, wafat saat usianya 6 tahun. Abdullah lahir ketika Utsman dan Ruqayyah berada di Habasyah. Cucu Rasulullah dari Fathimah adalah Hasan, Husain, Zainab dan Ummu Kultsum. Dengan demikian cucu Rasulullah berjumlah tujuh orang, bukan hanya dari Fathimah.
Keempat, perihal salah satu paman beliau Abu Thalib. Abu Thalib yang bernama asli Abdu Manaf bin Abdul Muthalib, memiliki empat putra, yakni kakak-beradik Thalib, ‘Aqil, Ja’far dan Ali. Masing-masing putranya berbeda usia 10 tahun, dari yang tertua (Thalib) sampai yang bungsu (Ali).
Suami Fathimah binti Asad ini adalah adik Zubair bin Abdul Muthalib dan kakak dari Abdullah bin Abdul Muthalib ayahanda Rasulullah SAW. Kendati tidak beriman sampai akhir hayatnya, Abu Thalib mencintai Rasulullah bahkan melebihi kecintaannya terhadap putra-putra kandungnya sendiri.
Mudah-mudahan dengan empat hal yang diuraikan di sini, semakin membuka wawasan dan pemahaman kita terhadap keluarga Rasulullah. Di mana semuanya itu bermuara kepada meningkatnya kecintaan kita kepada Sayyidul Mursalin. Wallahu’alam
Ilham Martasya’bana, penggiat sejarah Islam