SAYA MASIH MEMILIKI ALLAH DAN RASULNYA

by

Kalau ada orang yang punya uang puluhan juta lantas dia sedekahkan kepada orang yang sangat memerlukan bantuan sebanyak seratus atau dua ratus ribu rupiah, niscaya dia akan dikenang sebagai pahlawan kemanusiaan, dan mendapatkan balasan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Wartapilihan.com, Depok– Padahal yang dia berikan belum sampai sepuluh persen dari apa yang dia miliki, dan tidak akan menjadikannya jatuh miskin.

Tapi kenapa ada banyak orang tidak melakukannya ?

Tapi ada orang yang terkadang punya uang dan terkadang pula tidak.
Dia hanya seorang pekerja serabutan saja, atau hanya seorang ustadz yang kalau berceramah baru dapat santunan dari masjid.

Santunan itu pun tak seberapa, hanya beberapa ratus ribu rupiah saja, tapi ia mampu menginfakan sebesar seratus atau dua rutus ribu rupiah kepada orang yang memerlukan.
Dia mungkin tidak dikenang dan memang tidak bermaksud ingin dikenang, tapi dia telah memberikan hampir separuh dari apa yang dia miliki.

Abu Bakar Sidik radhiallahu anhu menginfakan hartanya habis-habisan untuk kemuliaan dan kejayaan Islam sampai Rasullullah shalallahu ‘alaihi wasallam menegurnya, “Apalagi yang engkau miliki wahai Abu Bakar kalau semua hartamu kau infakkan ?”

Maksud Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam jangan semuanya diinfakkan, tapi sisihkan untuk diri dan keluarga.

Namun, jawaban Abu Bakar sungguh di luar dugaan, “Saya masih memiliki Allah dan Rasul-Nya”
Masya Allah, mengharukan sekali.

Umar bin Khattab radhiallahu anhu pernah ingin menyamai Abu Bakar Sidik dalam berinfak namun merasa tak pernah berhasil.

Sikap sebagian sahabat ini perlu dicontoh, mereka berinfak untuk memberantas kemiskinan dan membebaskan perbudakan, tapi dewasa ini para pemimpin justeru memiskinkan umat dengan beragam bentuk pajak yang kemudian dikorupsi, dan bahkan berkolabosi dengan korporat jahat merampas tanah wilayat dan membabat hutan beragam untuk diganti sawit dan pinus.

Lalu, berakibat tak ada pakis yang bisa diambil umat dan tak ada hewan seperti ayam utan dan kijang yang dapat diburu dan dimakan, semua sudah musnah….

Tapi ironisnya sebagian dari tokoh agama dan kaum intelektual diam dan bahkan tak sedikit yang menjilat kepada orang-orang yang menyusahkan umat ini.

( Iwan Wientania )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *