Laporan Harian Kedua
Hari kedua di Malaysia. Terbangun disekitaran pukul 5 pagi Malaysia setelah melewati malam dengan istirahat di Sam’s Place Homestay, Gombak. Kurang lebih pada pukul 05. 50, Azan Shubuh berkumandang. Para santri Ikhwan yang berjumlah 13 orang, kemudian juga Bersama tiga orang Ustadz, berangkat menuju Masjid asy-Syarif yang letaknya tidak terlalu jauh, sekitar 100 – 200 meter saja. kami shalat shubuh berjama’ah, dan setelah selesai kami kembali ke Homestay.
Wartapilihan.com, Kuala Lumpur– Sesampainya di Homestay kami semua berkumpul untuk melakukan tilawah atau tadarus al-Qur’an sebagaimana yang biasa kami lakukan di Pondok Pesantren at-Taqwa. Dilanjutkan dengan mendengarkan tausiyah singkat dari Ustadz Suidat yang membahas ayat 21 dan 22 dari Surat al-Baqarah yang kami baca sebelumnya. Ditutup dengan briefing singkat tentang agenda yang akan kami lakukan hari ini di Malaysia.
Kegiatan kami selanjutnya adalah sarapan pagi. Di tempat makan tersedia berbagai jenis makanan. Mulai dari gorengan dan kue-kue , roti canai, lauk-pauk, nasi putih, nasi lemak, dll. Alhamdulillah, nikmat sekali sarapan pagi di Malaysia dan cita rasa kulinernya sejauh ini tidak terlalu asing di lidah kami, karena masih serumpun melayu. Pukul 8.20, kami bersiap untuk pergi melanjutkan agenda Rihlah selanjutnya, yakni kunjungan ke ISTAC lama.
Sejam kemudian, kami berangkat dengan dua mobil van besar. Perjalanan yang cukup singkat menuju ISTAC. Waktu tempuhnya kira-kira sekitar setengah jam saja dari homestay. Sesampainya Di ISTAC kami dikejutkan dengan arsitektur yang sangat indah. Meski tempatnya tidak luas dan gedungnya juga tidak banyak, tapi kami terkagum-kagum dengan kampus yang didirikan oleh Professor Syed Muhammad Naquib al-Attas ini dan beliau pula yang merancang arsitektur dari bangunan-bangunan yang ada di ISTAC. Kunjungan di ISTAC ini dipandu oleh Ustadz Adnin Armas yang dulunya juga kuliah di ISTAC dan merupakan murid Prof. Al-Attas.
Kami semua berkumpul di bawah pohon rindang untuk mendengarkan penjelasan tentang ISTAC langsung dari Ustadz Adnin Armas. Beliau berbicara Panjang lebar tentang ISTAC. Pada intinya Ustadz Adnin menjelaskan tentang ISTAC, apa yang membuat ISTAC hebat? Apa andil ISTAC dalam pergerakan pemikiran Islam? Kenapa ISTAC ditutup dan menceritakan bagaimana Ustadz Adnin Bersama dengan kawan-kawannya seperti Ustadz Adian Husaini, Ustadz Hamid Fahmi, Ustadz Syamsuddin Arif, dan masih banyak lagi saat mereka masih kuliah, menuntut ilmu, berdiskusi hingga larut malam, serta berbagai cerita, kisah, pengalaman yang dialami oleh Ustadz Adnin dulu.
Setelah berbincang dengan Ustadz Adnin kami kemudian berfoto Bersama dengan banner Rihlah Ilmiah tentunya di depan bangunan yang sangat historis atau “sangat… sangat… sangat… sangat bersejarah” jika menggunakan ungkapan Ustadz Adnin tentang ISTAC.
Akhirnya pada pukul 11:20 waktu setempat kami melanjutkan perjalanan menuju Istana Negara yang letaknya tak begitu jauh. Cukup 10 menit perjalanan kami telah sampai. Di bawah teriknya matahari kami diberi waktu bebas hingga pukul 11:45. Maka kami gunakan waktu tersebut untuk berfoto, beristirahat sembari memandangi pemandangan yang indah di Istana Negara.
Tidak jauh dari Istana Negara terdapat Masjid Wilayah yang tak kelah megahnya. Disana kami melaksanakan Shalat. Kami juga berfoto di Masjid Negara tersebut dan lagi-lagi masih dibawah terik matahari yang sama panasnya. Kami tak berlama-lama di Masjid Negara dan segera menuju ke tempat makan di Selera Duta yang tak jauh letaknya untuk makan siang.
Perut sudah terisi kami pun melanjutkan perjalanan. Tujuan berikutnya adalah ISTAC baru. Sebuah tempat yang awalnya direncanakan sebagai kampus ISTAC, namun tak terwujud karena hak otonom ISTAC di bawah IIUM telah dihilangkan dan ISTAC pun tak sama seperti dulu saat Prof. al-Attas memimpin, meskipun namanya tetap ISTAC. Kembali ke aktivitas kami, yakni seperti biasa foto Bersama untuk dokumentasi sebentar dan kemudian kami bebas mengeksplor bangunan ISTAC baru ini walau dengan adanya butiran-butiran air yang terjatuh dari langit. Setelah menyelesaikan agenda kami di ISTAC baru kami langsung meluncur kembali menuju destinasi berikutnya yakni, Muzium Kesenian Islam.
Muzium Kesenian Islam ini banyak mengoleksi dan memamerkan banyak karya seni Islam atau berbagai macam barang yang berasal dari kebudayaan Islam. Mulai dari zaman Nabi, Khula’ur Rasyidin, kekhalifan Bani Umayyah, Abbasiyah, Turki Utsmani, hingga yang berasal dari kerajaan-kerajaan, Seperti Moghul, dari Iran juga, Kesultanan-kesultanan yang ada di Melayu pun ada macam pasai, demak, dan dari berbagai penjuru wilayah Islam.
Di Muzium ini kami diberikan tugas untuk menuliskan tentang satu hingga tiga benda maksimal, yakni dengan menjelaskan tentang benda yang masing-masing kami pilih dari berbagai macam benda yang ada di Muzium ini. Kami juga membeli souvenir di Muzium ini kebanyakan berupa buku catatan atau notes yang diberi cover bercorak dengan corak yang berasal dari macam-macam kesenian Islam.
Pukul 5 sore kita sudah menyelesaikan agenda hari ini dan dalam perjalan menuju homestay. Selesai shalat maghrib & Isya nanti, rencananya langsung makan malam di restoran Minang yang berada di dekat Masjid.
Hari ini kami telah puas seharian berkeliling di berbagai tempat yang sangat berkesan. Terutama ketika berkunjung ke ISTAC yang sangat menarik perhatian kami. Tibalah waktunya untuk istirahat, melanjutkan kembali agenda kami esok hari yang masih menanti.
Penulis: Ikrima Ramadhan al-Zanki (PRISTAC 2017)
Gombak, Malaysia. 11 Desember, 2019