Beberapa hal menjadi catatan dan sorotan MUI menghadapi tahun 2018.
Wartapilihan.com, Jakarta –Menjelang pergantian pergantian tahun, tahun 2017 menuju tahun 2018, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus berusaha menjaga dan meningkatkan persatuan dan kesatuan serta menjauhi falsafah dan pandangan hidup yang tidak sesuai dan tidak sejalan dengan falsafah Pancasila dan UUD 1945
“Agar bangsa ini tetap dapat berdiri kuat dan kokoh sehingga apa yang menjadi cita-cita kita bersama yaitu terciptanya negeri yang indah, aman dan damai serta rakyatnya hidup dalam kesejahteraan dan keadilan serta dilindungi oleh Allah SWT dapat terwujud dan tercapai,” ujar Sekjen MUI Anwar Abbas di Gedung MUI, Jakarta, Jumat (22/12).
Guna terjaga dan terpeliharanya kerukunan dalam kehidupan antar umat beragama, lanjutnya, MUI menghimbau para pengusaha dan para pihak terkait lainnya agar dalam suasana natal dan pergantian tahun baru ini tidak memaksa, mendorong dan mengajak karyawan yang beragama Islam memakai atribut-atribut dan atau symbol-simbol yang tidak sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan mereka.
Selain itu, mengingat tahun 2018 adalah tahun politik karena beberapa daerah di Indonesia akan menyelenggarakan pemilukada, MUI mengajak semua kontestan dan partai politik yang ada agar mengedepankan moralitas dan akhlakul karimah.
“Kami serukan kepada kontestan yang akan maju dalam kontestasi agar menghindari dan menjauhi praktek-praktek kotor yang dilarang agama, seperti cela-mencela, risywah (money politik) dan berbagai bentuk kecurangan dan perbuatan yang tidak terpuji lainnya,” paparnya.
Adapun meningkatkan kemajuan ekonomi nasional, MUI mendorong masyarakat untuk lebih meningkatkan produktivitasnya dan untuk membeli produk-produk hasil produksi dalam negeri yang merupakan hasil karya dari anak-anak bangsa.
“MUI mengajak dan menghimbau masyarakat luas untuk menyambut dan menyongsong tahun baru tersebut dengan penuh kesederhanaan, tidak hura-hura dan menghindari pola hidup yang bersifat materialistik, konsumeristik dan hedonistik,” tukas Anwar Abbas.
Dalam hal pemungutan suara yang dilakukan Sidang Majelis Umum Persyarikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan baru-baru ini, ujar Anwar, MUI menyambut gembira hasil voting menolak keputusan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui dan menjadikan Yerussalem sebagai ibu kota Israel.
“MUI mendorong pemerintah Indonesia untuk terus dan lebih meningkatkan lagi langkah-langkah diplomasinya, dalam rangka melaksanakan amanah dari Pembukaan UUD 1945 agar hak-hak dari rakyat dan bangsa Palestina dapat dihormati, dan ditegakkan sehingga mereka bisa membentuk sebuah negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan ibu Kota Yerussalem dapat segera terwujud,” pungkasnya.
Ahmad Zuhdi