Qurban untuk Rohingya (3)

by

Alumni IPB Patungan Sapi Qurban buat Rohingya

Wartawan Newsweek Nick Dunlop (newsweek.com, 26/11/2014) menyebut Kamp Than Taw Li di tepian Sittwe, Myanmar, lebih menyeramkan ketimbang kamp konsentrasi di Eropa jaman dulu.

Guna bertahan hidup, warga jadi petani dan nelayan. Yang bisa berbahasa Inggris, dapat menjadi buruh proyek kamp lain, misalnya jadi kenek tukang bangunan. Kontak saya, salah satunya.

Namun, LAZNAS Dewan Dakwah tidak diijinkan membuat program jangka menengah apalagi panjang. Misalnya rehab masjid, benah madrasah, apatah lagi penempatan dai.

Masjid Than Taw Li sudah kumuh, sumber air minim, MCK-nya runyam. Bangunan madrasah di sebelahnya hangus dibakar laskar dan kaum ekstrimis.

Apa boleh buat, bantuan untuk pengungsi hanya berupa program karitas pembagian sembako. Limaratus paket sembako dibagikan pada Ahad, 3 Juni 2018, di masjid setempat.

‘’Terima kasih sekali, semoga Idul Adha nanti juga kirim qurban ke sini,’’ ucap kontak kami penuh harap, saat melepas kepergian saya dan M Said. Kami harus cepat-cepat meninggalkan kamp. Selain dilarang berkunjung melampaui maghrib, juga lantaran hari Minggu itu banyak pejabat sipil dan militer bermain golf di gerbang kamp.

Ketegangan saat datang, bermukim, dan pergi dari kamp itu, terbayar dengan pendar bahagia yang tampak pada wajah-wajah pengungsi Rohingya. Sambil mengibarkan balon bertuliskan LAZNAS Dewan Dakwah, anak-anak berkulit hitam tak berbaju berseru kepada kami: ‘’Sukriya Indonesiaaa!’’

Dua tahun berlalu, alih alih membaik, kondisi Than Taw Li kian mengenaskan. Kamp dibiarkan hidup secara alami, apa adanya. ‘’Alam’’ lah yang menyeleksi ketahanan warga untuk bertahan hidup.

Turut prihatin dengan kondisi Than Taw Li, sejumlah alumnus Institut Pertanian Bogor University, mengirimkan kurban tahun ini. Melalui Laznas Dewan Dakwah, seekor sapi kurban disampaikan kepada para penghuni Than Taw Li sebagai salam solidaritas persaudaraan.

‘’Qurban kita ini sebagai ibadah sekaligus bantuan kemanusiaan untuk korban bencana kemanusiaan di Myanmar,’’ kata Nurbowo yang juga Ketua Umum Aksi Relawan mandiri (ARM) Himpunan Alumni IPB (HA-IPB). [selesai]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *