Wartapilihan.com, Serbia – Puluhan imigran, di antaranya anak-anak, yang berasal dari Asia, Afghanistan, dan Pakistan melawan suhu minus 20 derajat Celcius di perbatasan Hungaria dan Serbia. Mereka tinggal di tenda-tenda dan menunggu untuk bisa masuk ke wilayah Hungaria.
Seperti yang dilansir Reuters (10/1), mereka adalah sebagian dari 7.000 migran yang terdampar di Serbia. Para imigran ditampung di pengungsian di Kota Belgrade, umumnya adalah wanita dan anak-anak. Mereka yang beruntung dapat mengajukan permohonan suka di dua titik yang diakui, yaitu Horgos dan Tompa.
Namun, untuk situasi saat ini, mereka harus menghadapi cuaca dingin yang cukup ekstrem. Tentunya itu harus dibayar mahal oleh para imigran yang berusaha mendapatkan suaka. Banyak di antara mereka, terutama anak-anak, yang hanya menggunakan sweater tipis. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan.
“Mereka mengalami penderitaan, terutama banyak yang terkena gangguan pernapasan,” ujar Milana Radosavljevic, seorang dokter dari Doctors Without Borders.
Salah satu mereka yang beruntung dapat mengajukan suaka ke Hungaria melalui Horgos dan Tompa dengan harapan bisa dirawat di zona transit dan akhirnya menjadi salah satu dari sepuluh yang diizinkan masuk ke Hungaria setiap harinya.
“Ini dilakukan untuk menjadi lima belas orang terpilih setiap harinya,” ujar Ali Reza. Seorang pemuda dari Pakistan, “Keluarga mengatakan bahwa terlalu lama menunggu di Sebia, enam sampai tujuh bulan,” pungkasnya.
Ironisnya, pemerintah Hungaria secara jelas telah menolak para imigran. Lebih lanjut, Perdana Menteri Viktor Orban memperkuat perbatasan dengan kawat berduri dan ribuan polisi-tentara yang berpatroli, bahkan juga dengan menggunakan sensor panas dan helikopter. Namun, para imigran tetap saja berdatangan.
Sebenarnya, pada tahun lalu terdaftar sediitnya 30.000 orang yang mengajukan suaka. Setengah dari itu diterima oleh Pemerintah Hongaria. Namun, sebanyak 20.000 orang menyerah untuk menempuh proses resmi yang berliku sehingga mereka mencoba masuk secara ilegal.
Seorang imigran dari Afghanistan, Burhan Zadran (30), mengatakan, setiap harinya sebagian besar imigran di Belgrade melakukan perjalanan seminggu sekali atau dua kali ke perbatasan mencoba untuk melintas masuk. Namun, dapat masuk ke Hongaria tidak cukup karena yang tertangkap dalam jarak delapan kilometer dari perbatasan akan dikirim kembali.
Kebanyakan dari imigran yang ingin masuk secara ilegal ke Hongaria adalah mereka yang tidak sabar untuk menunggu terlalu lama. Mereka mengambil resiko tersebut karena nasib mereka yang urung ada kejelasan. *Sumber : Reuters
Rep : Muja Adzim
Red : Nuim Hidayat