Indonesia dengan jumlah muslim hingga 250 juta, tetapi ironisnya masih mengimpor barang halal dari negeri lain. Bahkan negara tersebut ialah negara yang minoritas muslim, seperti Jepang, Korea dan Thailand.
Wartapilihan.com, Jakarta –Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH), Prof. Sukoso. Ia mengungkapkan, industri halal di Indonesia baru terpenuhi sekitar kurang dari 10% banyaknya.
“Industri halal di Indonesia masih kurang, bahkan untuk pemenuhan produk halal kita masih impor dari negara lain,” tukas Sukoso prihatin, di ILRC Universitas Indonesia, Depok, Selasa siang, (19/12/2017).
Salah satunya negara Thailand yang muslimnya hanya empat hingga lima persen. Thailand bahkan berani mengklaim ‘Dapur Halal Dunia’. “Padahal Thailand adalah negara minoritas muslim,” tandasnya.
Ia menekankan, keberlangsungan industri halal ini sangat perlu didorong oleh pemerintah. Pasalnya, ia menduga, kesuksesan industri halal ini sangat didukung oleh pemerintah, baik dari segi dana maupun konstitusional.
“Kebutuhan itu harus didorong oleh pemerintah. Malaysia juga maju karena didukung pemerintah. Juga Thailand,”
Tapi, kini ia merasa optimis karena dewasa ini orang semakin sadar akan kehalalan suatu produk. Ia menekankan, agar halal tidak diukur dari sekedar sertifikasi saja, tetapi juga dari proses pengolahan produk.
“Misalnya, pisang itu halal, tetapi ketika pisang itu digoreng kan pakai minyak, minyak jenis apa? Di situlah pentingnya sertifikasi halal,” tutur dia.
Melihat konsumen muslim merupakan segmen yang pertumbuhan paling cepat untuk, maka banyak negara yang bergerak untuk memproduksi barang halal.
“Maka dari itu, kita yang agama kita sendiri perlu bergerak, jangan kalah dengan negara lain yang tujuannya hanya untuk uang,” pungkas Sukoso.
Eveline Ramadhini