Perbudakan era modern kini dialami oleh para pengemudi transportasi online, mulai dari pemotongan saldo sepihak, pembekuan deposit pulsa sepihak, suspend sepihak hingga penarikan unit mobil secara paksa.
Wartapilihan.com, Jakarta – Hal itu disampaikan oleh Nasrul Dongoran, pengacara pengemudi transportasi online yang tergabung dalam Serikat Pengemudi Kesejahteraan (SIKAP) Nasional. Ia menjelaskan, manajemen yang dilakukan pihak aplikator masih sangat buruk.
“Kami akan mengirimkan somasi kepada perusahaan Grab dan Gojek, yaitu,
PT. Karya Anak Bangsa, PT. Transportasi Pengangkutan Indonesia dan PT. Grab Indonesia,” tutur Nasrul, kepada awak media, di Jakarta, Jum’at, (20/4/2018).
Selain itu, jelas Nasrul, saat ini pengemudi transportasi online berada pada posisi yang lemah, karena rentan mengalami kecelakaan lalu lintas, cacat fisik akibat kecelakan, serta menjadi korban pembunuhan.
Karena driver mengejar skema aplikasi tersebut yang menggiring driver untuk bekerja lebih dari jam normal demi mencapai target poin dengan harapan mendapatkan insentiv.
“Hal ini yang harus dicermati dan diperhatikan secara serius oleh perusahaan, pengemudi transportasi online yang bekerja keras tidak sebanding dengan perlidnungan dan jaminan kesejahteraan. Sedangkan perusahaan meraup keuntungan bisnis yang sangat besar,” jelas Nasrul.
Oleh karena itu, lanjut Nasrul, SIKAP Nasional yang didampingi Tim Advokasi Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Jakarta akan menuntut perusahaan untuk memperhatikan kesejahteraan para pengemudi.
“Seharusnya perusahaan aplikator dapat berdiskusi dan berkomunikasi baik dengan mitra pengemudi transportasi online, yang tujuannya untuk mendapatkan keadilan antara kedua belah pihak, baik pengemudi transportasi online dan juga perusahaan aplikator,” katanya.
Nasrul mengatakan, guna pemenuhan perlindungan Hukum dan Pemenuhan HAM bagi seluruh pengemudi transportasi online, maka PBHI Jakarta akan mengambil langkah hukum baik litigasi ataupun nonlitigasi.
“Langkah awal, kami akan mengirimkan surat somasi kepada perusahaan aplikasi tersebut,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua SIKAP Nasional, Dino Sapta Januarsa membenarkan kondisi yang terjadi pada pemgemudi transportasi online yang mengalami kebingungan. Salah satunya suspend, para pengemudi banyak yang tidak mengetahui alasan kenapa perusahaan melakukan suspend, padahal belum tentu pengemudi yang salah.
“Perusahaan selalu berkelit pada sistem aplikasi, pengemudi tidak mempunyai hak untuk nenjelaskan kepada perusahaan, ini membuktikan bahwa tidak adanya keadilan kepada pengemudi. Manajemen perusahaan masih sangat buruk,” tutup Dino.
Eveline Ramadhini