“Koordinasi ini penting dilakukan, karena dengan kordinasi yang baik tiap tahapan respon tanggap bencana ini akan lebih efektif, merata dan menjangkau lebih banyak daerah terdampak,” ujar Ketua Umum FOZ Bambang Suherman.
Wartapilihan.com, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 1 Oktober 2018, menyebutkan setidaknya 832 orang meninggal, jumlah ini diperkirakan akan bertambah lagi, ratusan orang luka berat, kehancuran rumah dan infrastruktur kunci.
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyampaikan rasa duka cita mendalam atas meninggalnya ratusan korban, anggota keluarga yang belum ditemukan, mereka yang luka berat dengan kondisi fasilitas kesehatan yang sangat terbatas karena kerusakan infrastruktur.
Guna merespon sejumlah bencana, khususnya Palu, Donggala dan sekitarnya Komnas Perempuan mendorong pemerintah melakukan mobilisasi besar-besaran penanganan bencana di Donggala, Palu dan sekitarnya, tanpa mengurangi konsentrasi penanganan bencana di wilayah bencana yang lain.
“Prioritas mitigasi bencana pada fasilitas emergensi untuk penyelamatan nyawa, akses pangan dan air bersih untuk bertahan hidup, sarana penerangan, komunikasi, informasi, juga transportasi untuk memudahkan mobilitas bantuan dan relawan,” ujar Pimpinan Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah di Jakarta, Senin.
Selain itu, Komnas Perempuan juga mengupayakan solidaritas publik untuk membantu meringankan para korban dan keluarga sesuai dengan keahlian maupun kapasitas masing-masing, terutama dukungan untuk emergensi respon.
“Informasi sementara yang kami himpun dari mitra-mitra di lapangan, kebutuhan yang sangat mendesak adalah upaya relawan untuk mencari korban yang belum ditemukan, pemulihan karena trauma bencana, tim medis, kebutuhan pokok makan minum dan air bersih, pakaian dan tempat tinggal sementara,” jelasnya.
Yuniyanti menjelaskan, Komnas Perempuan mengingatkan pentingnya memperhatikan kebutuhan khusus perempuan dan kelompok rentan lainnya dalam situasi seperti ini, antara lain sensitivitas pada kebutuhan khusus perempuan yang hamil, melahirkan, menyusui dan menstruasi.
“Distribusi layanan dan bantuan yang berprinsip afirmasi, dimana kelompok rentan mendapat prioritas, baik lanjut usia (lansia), anak, disabilitas, korban yang sakit, termasuk perempuan. Kecenderungan distribusi bantuan yang mengandalkan kekuatan fisik karena berdesak-desakan, akan menimbulkan resiko bagi kelompok rentan terjauh dari akses bantuan,” ungkap dia.
Karena itu, pihaknya memastikan dan menata pengungsian yang aman dan sensitif pada perempuan. Ia juga meminta media dan pengguna media sosial untuk turut sensitif pada penderitaan korban dan keluarganya dengan menyampaikan berita yang informatif, mendorong ‘sense of urgensi’ dan solidaritas publik, mengupayakan penanganan cepat dan informasi wilayah-wilayah yang belum/minim penanganan, data korban dan menghubungkan dengan keluarga, dibanding pemberitaan yang mengeksploitasi penderitaan korban dan keluarganya, termasuk penyebaran foto-foto/video jenazah yang telah ditemukan;
“Kami memberikan apresiasi langkah cepat pemerintah dan masyarakat sipil dalam menangani korban dan mengupayakan bantuan dalam situasi yang terbatas. Komnas Perempuan mendorong Pemerintah dan masyarakat membangun skema dukungan yang kreatif dan mudah diakses, dengan membuka dan mengaktifkan stok persediaan bahan pangan yang masih ada di daerah sekitar yang tidak terdampak,” tandasnya.
Sementara, sebanyak 32 lembaga amil zakat di bawah koordinasi Forum Zakat (FOZ) terjun ke lokasi bencana dan melakukan aksi tanggap darurat untuk membantu para korban disana.
Menurut Ketua Umum FOZ, Bambang Suherman, fokus FOZ adalah memastikan adanya koordinasi yang baik antara anggota FOZ yang ada di lapangan. “Koordinasi ini penting dilakukan, karena dengan kordinasi yang baik tiap tahapan respon tanggap bencana ini akan lebih efektif, merata dan menjangkau lebih banyak daerah terdampak,” ujar dia.
Bambang menambahkan bahwa jumlah lembaga amil zakat di bawah koordinasi FOZ yang terjun membantu korban akan terus bertambah.
Forum Zakat (FOZ) merupakan asosiasi lembaga pengelola zakat yang beranggotakan 257 lembaga di seluruh Indonesia.
Ahmad Zuhdi