Wartapilihan.com, Serbia – Ratusan pengungsi, seperti dilansir Aljazeera, yang hidup dalam kondisi miskin di ibukota Serbia menolak untuk pergi ke penampungan resmi. Alasannya, mereka khawatir hal itu dapat menyebabkan mereka dideportasi.
Akbar, terluka dan terancam oleh Taliban Afghanistan dan mengklaim mengalami patah hidung karena ulah polisi Kroasia dan lengannya patah karena ulah polisi Bulgaria, mengatakan bahwa deportasi adalah kehawatiran yang terjadi terus-menerus.
“Mereka telah mendeportasi banyak orang dari Bulgaria,” katanya, “Kami takut. Jika mereka mendeportasi kami ke sana, Bulgaria akan mendeportasi kami kembali ke Afghanistan.”
Ribuan warga Afghanistan dan Pakistan telah dideportasi secara massal dari negara-negara di Eropa. Di Serbia, ratusan orang dikumpulkan dan dipindahkan ke perbatasan Makedonia.
Pada saat yang sama, Pemerintah Serbia mengatakan kepada badan amal dan kelompok pemberi bantuan bahwa mereka tidak dapat beroperasi di kamp pengungsian.
Negara-negara Eropa menyebut kebijakan tersebut dengan kebijakan “pushback”.
Hans Friedrich Soder dari badan pengungsi PBB, UNHCR, berkata, “Hal ini tidak sejalan dengan Hukum Internasional dan Eropa.”
“Ini tidak boleh terjadi, terutama di musim dingin karena menempatkan pengungsi pada risiko tinggi yang membahayakan di udara dingin,” tambahnya.
Pemerintah Serbia mengatakan akan mendeportasi para pengungsi. Bagaimanapun juga, negara lain, termasuk Jerman, telah melakukannya sehingga harapan menjadi lebih kecil. *Sumber: Aljazeera
Reporter : Muja Adzim