Wartapilihan.com, Kairo – Karena krisis ekonomi yang menyebabkan berkurangnya pasokan obat, warga Mesir lebih memilih obat herbal untuk mengobati penyakitnya daripada membeli obat-obatan di toko obat.
Di lingkungan kelas pekerja Kairo, seperti dilansir Reuters, puluhan orang bebaris di luar toko herbal yang sudah berusia sepuluh tahun. Berbagai guci dan barang berbentuk piramida yang berisi madu dan jahe di pajang di toko itu.
Apoteker mengatakan, telah terjadi peningkatan penjualan 70 sampai 80 persen. Ini terjadi seriring dengan reformasi ekonomi yang terjadi dan menyebabkan meningkatnya biaya pembuatan beberapa obat generik.
Pemerintah menyatakan pada Kamis (12/1), kenaikan harga obat buatan dalam negeri bisa mencapai 15 persen, sedangkan obat impor mengalami kenaikan sebesar 20 persen.
Pemilik toko Samy al-Attar—nama al-Attar dalam bahasa Arab berarti apotek—para apoteker memiliki pengetahuan untuk mengganti obat untuk mengobati beberapa peyakit.
Sama seperti toko obat lainnya, dinding dalam toko terdapat laci dan kontainer. Namun, yang dipajang bukanlah obat-obatan, melainkan herbal yang memilki daya penyembuhan yang khas.
Pelanggan berkerumun dan mengantre di luar jendela toko. Sementara itu, pelayan di tempatnya memilih dan mengisi kantong plastik dengan herbal yang dipesan oleh pelanggan.
Para pelanggan menjelaskan, Toko al-Attar menjual ramuan rempah-rempah dan herbal yang lebih murah dibanding dengan toko obat konvensional.
Perlu diketahui, biaya untuk rempah-rempah lokal dan herbal per kilogram adalah 5 sampai 10 Pound Mesir ($0,27—0,54).*Sumber: Reuters
Reporter : Muja Adzim