Pendidikan Reptil untuk Anak

by
Salah satu pegiat Komunitas Depok Reptile-Amphibi Community (DeRIC) sedang melakukan sosialisasi kepada anak-anak, di Kepulauan Seribu. Foto: istimewa.

Stigma masyarakat tentang reptil masih buruk. Ular, kadal, iguana dan sejenisnya masih dianggap binatang yang menakutkan dan mematikan. Komunitas Depok Reptile-Amphibi Community (DeRIC) tergerak untuk mendidik anak-anak tentang reptil.*

Wartapilihan.com, Depok –Hewan vertebrata berdarah dingin berupa ular itu diletakkan dalam tas-tas yang besar. Satu tas berisi satu sampai tiga ular dengan seleting yang terpisah. Bak magnet, anak-anak menghampiri sang empu ular itu. Ia keluarkan ular-ularnya, dan juga seekor iguana, menjelaskan kepada anak-anak.

Sisiknya menutupi seluruh bagian tubuh ular jinak itu. Ada anak yang pelan-pelan mulai berani mengelusnya, ada pula yang mengambil jarak karena takut. Salah seorang pegiat Komunitas DeRIC, Suluh Adisetya Hapsoro dengan antusias dan lembut menjelaskan pada anak-anak tentang reptil ini.

Ia yang sudah berkiprah selama enam tahun ini mendedikasikan dirinya untuk melakukan sosialisasi, terutama kepada anak-anak. Dari situ, Komunitas DeRIC yang anggotanya mencapai 40 orang ini banyak menerima panggilan untuk edukasi ke banyak sekolah, bahkan hingga mengisi acara di televisi.

“Awalnya hanya sosialisasi reptil Minggu pagi di tempat orang-orang banyak berkumpul, lalu lama-lama kami menerima panggilan untuk edukasi ke sekolah-sekolah atau lingkungan warga. Dari situ kami lumayan sering dipanggil untuk wawancara atau mengisi acara di televisi,” ungkap Suluh, kepada Warta Pilihan, Selasa, (26/9/2017).

Komunitas ini mengajak masyarakat untuk  bersama-sama melestarikan dan menjaga alam sekitar yang dimulai dari lingkungan kecil sekitar kita hingga kepada lingkungan yang lebih luas lagi. Bahkan, tiap anggota komunitas DeRIC yang dipanggil tidak meminta bayaran seperti pada umumnya, karena komunitas ini berbasis pada kegiatan sosial.

“Ada hal-hal yg jadi perhatian kami, yaitu tepat waktu, keamanan dan kesiapan sarana dan prasarana, dan tentunya tidak meminta bayaran,” lanjut Suluh.

Komunitas ini, selain memberikan pengetahuan tentang cara penanganan dan cara bertindak jika berhadapan dengan hewan liar khususnya reptil dan amfibi; juga berusaha untuk mengubah stigma yang buruk tentang reptil di mata masyarakat.

“Yang namanya ilmu kan sebaiknya dibagikan, diamalkan. Kami yg tergabung di DeRIC sebenarnya berangkat dari niat tersebut. Bagi-bagi ilmu, plus bagi-bagi keceriaan, bagi-bagi kebahagiaan,” imbuh dia.

Hal-hal yang biasanya diedukasikan kepada anak ialah agar tidak mengganggu reptil di alam liar. Juga memperlakukan reptil secara lemah lembut. “Dari sekian anak-anak tersebut, selalu kami tekankan untuk tidak mengganggu reptil di alam liar. Hanya bermain sama reptil ketika ada kami, dan perlakukan reptil dengan lemah lembut,” ujar Suluh.

Juga, ketika bertemu reptil yang berbahaya di rumah, ia menekankan agar memanggil orangtuanya. “Bagaimana kalau bertemu reptil berbahaya di rumah? Panggil ortu. Itu juga bagian dari edukasi kami,” tandas dia.

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *