PEMBATASAN ITU, MEMICU KREATIFITAS

by

E-learning Program Perhutanan Sosial di BDLHK Kupang sudah berjalan sampai Gelombang III, angkatan 6. Pelatihan jarak jauh ini diikuti oleh sekitar 30 peserta yang terdiri dari 23 petani dan 7 orang pendamping perhutanan sosial , berasal dari Lombok, Sumba, Bali, dan Jogja. Waktu pelatihan tanggal 12-15 Mei 2020. Saat hari ke dua beberapa petani dari Sumba Timur masih terkendala teknis, namun tidak menyurutkan semangat untuk bergabung pada sesi berikutnya dalam rangkaian pembelajaran ini.

Wartapilihan.com, Jakarta— Suasana pelatihan sangat cair, walau e-learning sebagai metode belajar jarak jauh ini masih tergolong baru disentuh oleh para petani. Kegembiraan di tengah dampak covid-19 ini tampak dari wajah dan sikap petani maupun pendamping saat bertatap muka via zoom dengan para pejabat di jajaran KLHK – Lintas Ditjen. Direktur BP2SDM yang ikut serta untuk memantau penyelenggaraan e-learning juga tak luput dari pertanyaan peserta. Para peserta mempertanyakan terkait kemungkinan usulan perubahan status menjadi staf fungsional di level lapangan KPH untuk mendinamisir kerja mereka dalam menjalankan tupoksinya secara lebih optimal.
“Terima kasih informasinya Pak.. mantapp”, sambut peserta (Adi Djoe Mehe dari Sumba Timur) saat mendengar kepastian jawaban tersebut sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Lain halnya Bu Darmi pengurus KTH dari Gunung Kidul, dia tak sabar memberondong pertanyaan keingintahuannya seputar tindak lanjut hasil kunjungan salah seorang Direktur di jajaran Direktorat PSKL saat menyampaikan materi Role Model Perhutanan Sosial. Bu Darmi sangat senang dan berbangga bisa berbicara langsung melalui e-learning ini. Beliau juga aktif bertanya dan mengungkapkan pengalamannya dalam menekuni model usaha jasa lingkungan. Begitu juga dengam beberapa peserta lainnya aktif mengungkapkan tantangan yang dihadapi dan upaya penanganan yang telah dilakukan. Sunghuhpun demikian mereka tetap berharap ada penguatan kapasitas untuk melengkapi bekal dalam membangun keberlanjutan aktivitas kelompoknya.

Pertemuan seperti ini ternyata cukup memberi semangat dan dorongan moril sangat besar terhadap para peserta untuk tetap beraktifitas secara efektif walau dalam kondisi yang penuh keterbatasan. Ide ide kreatif seperti mengajak generasi muda untuk bersinergi dengan kelompok tani yang kebanyakan anggotanya sudah lanjut. Dengan tetap mempertimbangkan habit dan kecenderungan generasi pemuda dibidang sistem informasi (IT).

Saya dari TP2PS yang kebetulan berbagi untuk materi Pendampingan Tahap Awal (MP4) tak henti memacu spirit mereka dengan apa yang saya rasakan dan alami.

“Barang siapa yang mampu mempersiapkan diri dengan baik di masa penuh pembatasan ini, ke depan dia yang akan berpeluang menjadi BINTANG dalam pergulatan keberlanjutan lembaga usaha mereka. Dan itu mesti diawali dari perencanaan yang tepat”.

Andi R. Kurniadi
Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *