Peluang Jokowi Di 2019

by
Presiden Jokowi. Foto: Istimewa

“Begitu dia ambruk, sudah lah selamat jalan. Kalau saya mending mikir-mikir (untuk maju di pilpres 2019) dari sekarang,” kata Fahri Hamzah.

Wartapilihan.com, Jakarta –Politisi Fahri hamzah mengatakan, kekalahan sejumlah pasangan calon (paslon) dari partai pengusung pemerintahan Jokowi di Pilkada serentak 2018 lalu, karena gelombang kekecewaan dan protes masyarakat makin hari bertambah banyak.

“Saya bulat mengatakan bahwa tantangan Jokowi untuk menang di Pilpres 2019 itu, sangat tipis sekali. Karena gelombang kekecewaan dan protes masyarakat itu, makin hari tambah banyak,” ujar Fahri.

Dikatakan Fahri, terlalu banyak kesalahan yang dibuat (Jokowi) dari hari ke hari. Beda dengan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY yang bisa dua periode.

“Kalau dulu pak SBY terpilih sampai dua kali, karena memang nggak ada kesalahan yang dia buat. Menuju pilpres tahap kedua itu, nggak ada kesalahan. Semua beritanya happy itu,” kata politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Pemerintahan yang dipimpin Jokowi sekarang ini, menurut Fahri terlalu banyak masalah yang dibuatnya. Mulai dari menterinya yang bermasalah, Jokowi sendiri selaku presiden suka banyak kesalahan dan kebijakan yang dikeluarkannya banyak blunder.

“Seperti kenaikan harga BBM itu. Menaikan harga BBM itu kan sama saja merampas subsidi rakyat. Mestinya harus pakai UU, minilai presiden buat Perppu. Masa ini Pertamina disuruh merampas subsidi rakyat?” tanyanya.

Fahri pun menilai performen umum dari pemerintah Jokowi ini jelek, karena itu lah rupiah melemah dan akan terus melemah. Trend nya begitu.

“Itu yang saya bilang. Pak Jokowi ini, begitu kita datang ke janji politiknya, performan ekonominya, begitu dia ambruk, sudah lah selamat jalan. Kalau saya mending mikir-mikir (untuk maju di pilpres 2019) dari sekarang,” cetusnya.

Padahal, kata Fahri, orang Indonesia menginginkan presidennya yang jago, hebat dan yang bisa membawa bangsa ini terbang ke langit, bangga dan bergelora tiap hari. Presiden yang mampu membawa kepada kemajuan, untuk bangkit membawa bangsa Indonesia terbang lebih tinggi.

“Ini, warisannya sudah bagus, sumber dayanya banyak, tetapi kita gini-gini aja (stag) 5 persen. Ini ekonomi sudah dipompa, subsidi sudah dicabut, utang sudah banyak sampai-sampai BUMN-BUMN disuruh berhutang, dan infrastruktur dibangn kiri kanan, tetapi tetap 5 persen,” sindirnya.

Artinya, simpul Fahri, perekonomian bangsa Indonesia semenjak dibawah kepemimpinan Jokowi memang stagnan, karena idenya mati.

“Saya kira itu yang diperlukan sekarang ini. Tapi, kita tidak tahu apa ada yang bisa hebat dari Jokowi? Ini tantangan buat calon presiden lainnya. Kalau nggak ada, ya nasib kita lah,” tutup dia.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *