Selama ini bangsa Palestina tidak mudah menghadapi dominasi Israel di bumi Palestina,” ujar Haerudin
Wartapilihan.com, Jakarta –Pernyataan Presiden Donald Trump yang kontroversial memicu reaksi masyarakat dunia. Pengakuan sepihak Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh Amerika bukanlah perkara biasa, dampak kebijakan ini tentunya akan berimbas besar terhadap bangsa Palestina.
Menanggapi hal ini, Anggota DPR RI fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Haerudin meminta pemerintah melakukan aksi nyata dalam menanggapi pernyataan Donald Trump.
“Bukan hanya untuk bangsa Palestina, hal ini pun menjadi perhatian umat muslim dunia. Sebab, selama ini bangsa Palestina tidak mudah menghadapi dominasi Israel di bumi Palestina,” ujar Haerudin pada sela-sela sidang Paripurna DPR RI, Senin (11/12).
Menurut dia, sebagai bangsa yang memiliki keberpihakan terhadap kemanusiaan, perbuatan Trump merupakan pelanggaran terhadap hukum dan HAM internasional.
“Meskipun Presiden Jokowi sudah menyampaikan pernyataan tegas terhadap klaim Trump ini, hal itu belum cukup, Pemerintah RI bisa melakukan lebih dari itu,” tegasnya.
Sementara itu, dai muda Nandang Burhanudin mengatakan, keputusan Trump memindahkan Kedubes AS, hanyalah bagian dari Yahudisasi Al-Quds, sekaligus persiapan deklarasi Israel Raya tahun 2017. Menurutnya, Trump paham, keputusan yang ia buat hanya akan ditanggapi dengan #save Al-Aqsha, Like-Share. Lalu meratap di wall-wall FB dan Twitter.
“Trump tahu, generasi milenial di Saudi, UAE, Kuwait, Mesir, tidak lagi menganggap Palestina (Al-Quds, Baitul Maqdis) sebagai problematika mereka. 53 negeri Muslim, hanya mengirimkan keberatan, bukan rudal atau pesawat tempur. Demonstrasi pun diyakini tak akan terjadi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Kalkulasi Trump dapat dilihat pada kesepakatan Abad 21 antara Trump-AsSisi-Ben Salman, adalah kesepakatan antara biang penjajah dengan hamba sahaya. Deal politik, menjadikan mereka penguasa di Mesir, Saudi, Mahmoud Abbas di Palestina. Semua ditukar dengan melelang Al-Aqsha dan menghancurkan kekuatan Islam utama, Ikhwanul Muslimin.
“Itulah kalkulasi manusia. Hal ini sudah dikalkulasi Syaikh AHmad Yasin, mujahid abad ini. Ketika beliau mengatakan, akhir Yahudi bermula di 2027. Al-Aqsha, sudah pasti dicengkeram Yahudi. Allah Ta’ala pun memfirmankannya dalam surat Al-Isra: 7. Yahudi akan melakukan kerusakan kedua,” imbuhnya.
“Kini yang harus kita persiapkan adalah: menjadikan diri kita -tidak berharap kepada siapapun- untuk menjadi generasi Ulii ba’sin syadiid. Erdogan tengah mempersiapkan generasi itu. Saya meyakini, Yahudi hanya akan berkuasa 76 tahun saja. Tidak akan mencapai 100 tahun,” saran Nandang.
Sebab, Yahudi menggunakan hitungan bulan Qamariyyah. Yahudi berkuasa tahun 1948 M bertepatan dgn tahun 1367 H. Maka Israel Raya hanya berlangsung hingga tahun 1443 H (1367+76). 1439 H saat ini, maka kalkulasi Syaikh Ahmad Yasin tepat. Awal kehancuran itu dimulai. Tepat dengan target Turki 2023. Plus umat Islam akan menguasai Eropa di tahun 2050.
“Semua diawali dengan meruntuhkan raja-raja dan penguasa binaan Inggris-Perancis. Ikhwanul Muslimin harus mengkonsolidasikan diri, tidak ribut dengan sesuatu yang laa syai,” tandasnya.
Ahmad Zuhdi