WARTAPILIHAN.COM, Depok – Tim Advokasi dan Manajer Kampanye Transparansi Internasional Indonesia, Agus Sarwono memaparkan data, sebanyak 32% orang Indonesia terbukti pernah melakukan suap. Salah satunya yaitu membuat SIM tembak, dan ketika ditilang menyuap polisi.
“Pengalaman suap paling tinggi dilakukan kepada polisi sebanyak 25 persen, dan anak muda yg paling sering melakukan suap,” ujar Agus, di Gedung Komunikasi, FISIP UI, Depok, hari ini (19/5).
Ia pun menuturkan, hasil riset sebuah penelitian tahun 2015 di 11 kota yang melibatkan 1.100 responden, 87% mengatakan masalah korupsi di Indonesia sangat memprihatinkan; 86 persen bilang sudah genting, 91 persen merugikan, 91 persen penting untuk dilawan praktik korupsi. Adapun persepsi terhadap KPK, hingga tahun 2017 mengatakan, organisasi independen ini masih dibutuhkan sebanyak 61%.
“Warga (memang) masih butuh lembaga KPK. Tapi KPK tidak bisa sendirian. KPK tidak punya kantor di lapangan. Makanya KPK mengajak TI, dan juga ICW,” papar Agus.
Hal yang menarik, tipe masyarakat pendukung anti-korupsi ini pertama paling banyak para ulama yang berjumlah sebanyak 75,2 persen. Posisi kedua diisi mahasiswa sebanyak 75,1 persen; sedangkan posisi ketiga ada pada masyarakat umum sebanyak 73,8 persen.
“Mahasiswa yang paling jadi harapan. Maka dari itu, mesti konsisten menjadi duta anti korupsi,”
“Kalau enggak semua teman-teman UI suka demo, ajak mereka dengan cara yang lebih enak. Misalnya, camping anti korupsi,” paparnya disambut tawa para audiens yang kebanyakan mahasiswa.
Menurutnya, banyak cara yang dapat dilakukan untuk berpartisipasi memerangi korupsi. Salah satunya, aktif di media sosial. “Aktif saja, meski banyak isu-isu lain, seperti isu kebhinekaan dan keagamaan; hantam terus dengan isu anti-korupsi,” ujarnya.
Reporter: Eveline Ramadhini