Hati orangtua mana yang tak terenyuh apabila anak secara sukarela menenangkan temannya yang sedang bersedih; karena telah terbangun empati dari dalam hati. Bagaimana caranya terus menumbuhkembangkan rasa empati pada anak?
Wartapilihan.com, Depok – Empati pada dasarnya merupakan sikap yang ditunjukkan oleh anak dalam memahami apa yang dirasakan oleh orang lain, juga menempatkan diri dalam posisi orang lain. Hal ini disampaikan oleh Sherly Media Ova sebagai psikolog anak klinis sekaligus penemu Komunitas Anak Pintar.
“Empati merupakan softskill yang sangat penting untuk diajarkan kepada anak karena memiliki banyak manfaat. Selain itu, menurut penelitian jangka panjang, anak-anak yang empatik cenderung berbuat lebih baik di sekolah, juga berkarir saat dewasa,” papar Sherly, dalam Grup WhatsApp Komunitas Anak Pintar, Rabu malam, (12/10/2017).
Sherly menerangkan, empati berbeda dengan simpati. Empati lebih kepada memposisikan diri dalam posisi orang lain serta masih mampu berpikir logis, sedangkan simpati cenderung melakukan sesuatu kepada orang lain dengan cara yang belum tentu baik, juga terlalu larut dalam emosi.
Ia mencontohkan, ada temannya anak yang sedang bersedih karena alami musibah kematian orang terdekatnya. Jika respon anak adalah simpati, maka anak hanya akan mengekpresikan emosinya dengan ikut menangis, bahkan bisa lebih sedih daripada temannya.
“Namun, jika respon yang diberikan adalah empati, maka anak mengekspresikan kesedihannya namun tidak terlalu berlarut-larut dan mampu melakukan sesuatu yang dapat mengurangi kesedihan temannya,” imbuh Sherly.
Alumni Psikologi UI ini melanjutkan, sejak usia 18 bulan, anak telah mampu untuk memahami perasaan orang lain. Pada usia 2 tahun, anak sudah mulai bersosialisasi, anak sudah dapat diajarkan tentang empati. “Berlanjut ke tahapan usia pra-sekolah hingga ke Sekolah Dasar, anak dapat terus diajarkan untuk membangun sikap empati pada dirinya,” tuturnya.
Sherly menyampaikan tips-tips untuk membangun empati anak, yaitu (1) bantu anak untuk memahami emosinya terlebih dahulu, (2) membiasakan 3 kata ajaib kepada anak: tolong, maaf dan terimakasih, (3) pelajaran empati dapat diberikan melalui dongeng atau permainan, (4) sosialisasi dengan teman sejawatnya, dan (5) memiliki hewan peliharaan.
Hal yang paling penting dalam menumbuhkan semangat empati juga harus dimulai dari orangtua, Sherly menekankan. Yaitu, menjadi teladan bagi anak, konsisten membangun empati anak, menghargai proses yang terjadi pada anak dan mengapresiasi dengan hadiah kecil.
“Agar empati lebih cepat tertanam pada diri anak, juga dapat dilakukan
kegiatan bersama seperti mengajak anak membantu mengerjakan pekerjaan
rumah tangga sederhana, menjenguk keluarga/teman yang sakit, dan
berpartisipasi dalam kegiatan sosial,” pungkas Sherly.
Seperti diketahui, Forum Anak Pintar merupakan forum diskusi para psikolog ahli dan orangtua yang bergabung untuk saling berbagi ilmu dan cerita dalam rangka memberikan pola asuh terbaik untuk anak. Grup WhatsApp ini sudah beranggotakan kurang dari 300 orangtua yang berasal dari seluruh Indonesia.
Eveline Ramadhini