Dalam menangani Kejadian Luar Biasa kasus campak dan gizi buruk yang menimpa Papua, Kemenkes bekerjasama secara kolaboratif dengan semua pihak terkait.
Wartapilihan.com, Jakarta –-Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Nila Djoewita Moeloek memastikan penanganan kasus campak dan gizi buruk berjalan sesuai kebutuhan dan bersifat kolaboratif bersama kementerian serta lembaga terkait lainnya.
“Kami kerja sama dengan TNI, polisi, Kementerian Sosial secara terpadu. Kami membuat program 10 hari pertama ini sudah, 10 hari dilakukan beberapa kegiatan sampai tiga kali, sampai satu bulan,” tutur Nila, dalam Forum Merdeka Barat 9 di Aula Serba Guna Kominfo, Senin (29/1/2018).
Nila mengatakan telah meninjau langsung kondisi pasien anak-anak di Kabupaten Asmat, Kamis (25/1) lalu. Ia berkunjung ke RSUD Agats dalam rangka penguatan manajemen rumah sakit didampingi beberapa pejabat eselon I Kemenkes RI.
Menkes menyampaikan pesan lain berkaitan dengan sistem kewaspadaan dini dan respon yang harus diambil oleh tim di daerah. Menkes juga menyampaikan berbagai sarana yang disiapkan oleh pusat sebagai bentuk kolaborasi penanganan permasalahan kesehatan.
“Tim kesehatan terpadu memastikan sudah memeriksa 12.398 anak sejak bulan September 2017 hingga 25 Januari 2018 kemarin. Mereka mendapat pelayanan kesehatan optimal. Menkes juga mengonfirmasi bahwa terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk,” lanjut Nila.
Selain itu, ditemukan pula 25 anak suspek campak serta 4 anak yang terkena campak dan gizi buruk. Mereka ditangani di RSUD Agats dan tim gabungan Dinkes Provinsi Papua serta Kabupaten Asmat.
Data di Posko Induk Penanggulangan KLB Asmat di Agats disebutkan 37 anak meninggal di Distrik Pulau Tiga, 15 anak di Distrik Fayit, 8 anak di Distrik Aswi, 4 anak di Distrik Akat, dan 6 lainnya meninggal di RSUD Agats.
“Kemenkes RI pada 16 Januari 2018 telah mengirimkan 39 tenaga kesehatan, yang terdiri dari 11 orang dokter spesialis, 4 orang dokter umum, 3 perawat, 2 penata anestesi dan 19 tenaga kesehatan yang terdiri dari ahli gizi, kesehatan lingkungan dan surveilens,” terang dia.
Hingga saat ini sudah ada 1,2 ton obat yang didistribusikan untuk pengendalian KLB gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat. Kemenkes RI sendiri telah mengirimkan 142,2 kg obat pada Selasa, 16 Januari lalu. Pengiriman dilakukan bersamaan dengan keberangkatan 39 tenaga kesehatan untuk memenuhi pelayanan dan kebutuhan obat bagi penderita gizi buruk dan campak.
“Obat-obat tersebut di antaranya berupa amoksisilin, salep anti bakteri, parasetamol, infusion, vitamin, dan obat-obat lainnya yang dikemas dalam bentuk tablet, kapsul, botol, dan boks.” Pungkas Nila.
Eveline Ramadhini