(Pengalaman Pendidikan Selama Satu Semester)
Oleh: Fatih Madini (17 Tahun)
(Mahasiswa Attaqwa College Depok)
Selesai sudah saya menjalani pendidikan di Attaqwa Collge selama satu semester. Banyak hal yang didapat selama satu semester ini (Agustus – Desember 2019); mulai penanaman adab yang begitu ditekankan, pengalaman yang sulit dilupakan, serta pengajaran ilmu yang cukup padat.
Wartapilihan.com, Depok– Karena memiliki basis utama yakni adab, bertumpu pada sistem asrama dan masih terikat dengan wilayah pensatren, tentu aspek pendidikan atau penanaman nilai menjadi suatu keharusan bagi para mahasiswa. Sebab, adab-lah yang akan menjadi kemudi ilmu ke arah yang baik dan tepat. Adab-lah yang menjadi tolak ukur dari menciptakan manusia sebagai insan yang kulliy, atau manusia beradab.
Apalagi Dr. Adian Husaini selalu menekankan bahwa penanaman adab merupakan program utama pendidikan dan landasan penting menghadapi era disrupsi. Sebab, adab adalah kedisiplinan hati, badan, dan pikiran, sehingga berkaitan erat dengan soft skill. Hal itulah yang selalu dielu-elukan oleh banyak institusi demi keberhasilan mereka menghadapi era revolusi industri 4.0 ini.
Itulah mengapa, kampus Attaqwa College menjadikan adab dan akhlak mulia sebagai komptensi kelulusan bagi seluruh mahasiswanya. Disamping, tentunya kompetensi ilmu. Kami selalu dipahamkan, bahwa gelar akademik bukan tujuan utama. Apalagi di era disrupsi.
Attaqwa Collge juga memberi kami banyak kejutan berupa seminar-seminar. Kami selalu diusahakan untuk ikut serta dalam forum-forum ilmiah, baik dalam skala nasional maupun internasional. Tentu yang diharapkan, adalah mampunya kami bertemu para ulama dan intelektual, menggali wawasan serta ilmu baru, dan memperoleh limpahan pengalaman. Diantara forum-forum ilmiah yang sudah kami hadiri:
(1) Seri Kuliah dengan tema “Islamic Worldview & Tantangan Pemikiran Kontemporer” pada 17-18 Agustus 2019 bersama Dr. Adian Husaini.
(2) Kuliah Internasional & Peluncuran Buku “Budaya Ilmu” dengan tema “Budaya Ilmu: Asas Kebangkitan Peradaban Dan Tantangannya pada 31 Agustus 2019 oleh Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud.
(3) Seminar Sehari dengan tema “Fenomena Transnasionalisme Islam Liberal di Dunia Akademik pada 15 September 2019 oleh Dr. Nirwan Syafrin, Dr. Syamsuddin Arif, Dr. Zahrul Fata, dan Dr. Henri Shalahuddin.
(4) Seminar bertemakan “Ancaman Komunisme: Dulu, Kini, dan Nanti, pada 22 September 2019 oleh Dr. Tiar Anwar Bachtiar.
(5) Seri Kuliah At-Taqwa College dengan tema “Konsep Ilmu Imam Al-Ghazali” pada 28 September 2019 oleh Dr. Muhammad Ardiansyah.
(6) Forum INSISTS Saturday Forum (INSAF) dengan tema “Memahami Dekolonisasi Melalui Kerangka Konsep Ikhtiyar dan Keadilan Syed Muhammad Naquib al-Attas pada 26 Oktober 2019 oleh Khayrurrijal, M.Phil.
(7) Forum Persidangan Antarbangsa terkait Pandangan Alam & Peradaban dengan tema “Rekonstruksi Peradaban Melalui Pengkuhan Pandangan Alam Islam” pada 8-10 November 2019 oleh para intelektual dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Rusia: Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud (ucaptama), Prof. Dr. Muhammad Zayniy Uthman, Prof. Dr. Tatiana Denisova, dan 13 Doktor lainnya.
(8) Kuliah Internasional & Peluncuran Buku “Budaya Ilmu” dengan tema “Budaya Ilmu: Asas Kebangkitan Peradaban Dan Tantangannya pada 10 November 2019 oleh Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud.
(9) Seminar Internasional bertemakan “Islamic Education in the era of Industrial Evolution 4.0: Prespectives and Challenges” pada 26 November oleh intelektual dari Indonesia Dr. Abas Mansur Tamam dan Prof. Dr. Abudin Nata), Singapura (Dr. Nek Mah), dan Afrika (Dr. Ben Sais Hassan Nassila).
(10) Forum INSISTS Saturday Forum (INSAF) dengan tema “Politik Islam di Indonesia” pada 30 November 2019 oleh Dr. Tiar Anwar Bachtiar.
Selama satu semester ini kami juga mendapat banyak sekali mata kuliah yang mungkin tidak didapati oleh mahasiswa pada umumnya. Sebab, kembali kepada tujuan utama dari kampus ini, ialah hendak menumbuhkan 5 kompetensi pokok: Adab dan Akhlak, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Pemikiran Islam, Teklonogi Informasi, dan Jurnalistik.
Maka, sebagai pijakan awal, ada kurang lebih 10 mata kuliah yang mesti kami tempuh dan kuasai di semester kali ini, diantaranya: Islamic Worldview dan Tantangan Pemikiran Kontemporer (Dr. Adian Husaini), Jurnalistik (Nuim Hidayat MSi), Filsafat Barat (Khayrurrijal M. Phil), Konsep Ilmu Imam al-Ghazali (Dr. Muhammad Ardiansyah), Teknologi Informasi (Dr. Ir. Munawwar, Ir. Kusnadi), Praktik Pendidikan Islam (Dr. Adian Husaini), Bahasa Inggris I (Rahmatul Husni, M.Pd), Bahasa Arab I (Dr. Muhammad Ardiansyah) (1), Akidah Islamiyah( Nuim Hidayat MSI), Tahfizh dan Tahsin (Ust. Haris Susmana). Para mahasiswa juga memiliki kelas tambahan, diantaranya kelas bahasa Inggris (khusus mengkaji spelling) dan kelas diskusi.
Dr. Adian juga sering mengajak kami berkumpul di depan rumahnya untuk makan bersama dan mendengar kuliah singkat beliau. Sebab, pada dasarnya pendidikan itu bukan dibatasi oleh bangunan. Yang terpenting bukan belajar dimana, tapi apa dan kepada siapa. Biasanya, yang dibicarakan adalah seputar isu-isu yang sedang hangat. Dari mulai masalah pendidikan dalam konteks keIndonesian terutama tentang tujuan institusi pendidikan yang hanya fokus kepada pekerjaan, juga tentang BJ Habibie dan perannya untuk Indonesia (ketika ada berita dimana Habibie wafat), demonstrasi mahasiswa dan kaitannya dengan urgensi aktifisme dan intelektualisme (ketika sedang hangat kasus demonstrasi mahasiswa terhadap UU KPK dan RKUHP), polemik salam lintas agama dan urgensi amar ma’ruf nahi munkar, tentang motivasi supaya menjadi creative minority dan urgensi perjuangan, serta masih banyak topik lagi.
Kami juga pernah mengkaji ulumul hadits bersama Dr. Zahrul Fata. Ketika itu beliau menyempatkan waktunya untuk pergi ke kampus Attaqwa College dan mengajar seputar ulumul hadits. Dari mulai istilah-istilah dalam ilmu hadits, kalsifikasi, sampai tantangan orientalisme dalam dispilin ilmu ini. Kajian ini berlangsung pada Sabtu, 14 September 2019, dari pagi sampai sore.
Kurang lebih, itulah yang telah kami jalani selama 1 semester (tiga bulan) disini. Semoga semua yang kami jalankan dan peroleh, bisa membuat kami lebih baik dan membawa manfaat bagi banyak orang.
Sebab kata Nabi, sebaik-baik manusia bukan yang paling banyak wawasannya serta keilmuannya. Namun siapa yang mampu menjadi lebih baik dan bermanfaat dengan semua wawasan dan keilmuan yang telah didapatkannya. Dan kata Prof. Wan Mohd Nor dalam seminar internasional di Depok, ilmu itu bukan sekedar informasi, melainkan tibanya makna ke dalam jiwa dan sampainya jiwa kepada makna. Singkatnya, ilmu itu adalah yang bisa mmebuat orang semakin baik dan lebih dekat kepada Allah (taqwa).
Sejatinya, masih banyak yang harus kami lakukan di semester berikutnya. Perjalanan masih panjang, tiada guna membangga-banggakan masa sekarang. Tugas kami masih terhampar luas, tiada masa untuk bermalas-malas. Kami baru saja meniti jejak di kampus ini, tidaklah pantas untuk kami mencukupkan diri dengan ilmu yang telah diberi.
Para dosen kami selalu menasihati supaya adab lebih ditingkatkan dan budaya ilmu terus dikembangkan. Dan selalu teringat dalam benak kami, nasihat pertama Prof Wan kepada Dr. Adian dan sering disampaikan juga oleh Ustadz Adian kepada kami secara langsung, yakni, “Kurangi aktivisme, tingkatkan intelektualisme!”
Sebab, bukannya kami dituntut untuk tidak peduli dengan kondisi diluar sana, tapi kami sedang dipersiapkan untuk terus memupuk diri dengan ilmu yang dibekali. Harapannya, adalah kami bisa keluar kampus sebagai mujahid intelektual. Yang siap memberikan kontribusi dengan semua ilmu yang telah dimiliki, tidak lupa dengan adab yang telah tertanam di dalam sanubari.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua dosen disini. Terakhir, kami mohon doa dan bimbingannya. Semoga segala kekurangan dan kesalahan yang diperbuat, bisa segera kami perbaiki. Semoga yang yang sudah kami lakukan, bisa lebih baik lagi ke depannya. Dan semoga yang yang sedang kami rencanakan, bisa tercapai dengan hasil yang terbaik.
Kampus Attaqwa College Depok
Rabu, 8 Januari 2020