Pemeluk Baha’i mengakui Baha’u’llah, yang merupakan pendirinya, sebagai utusan Tuhannya. Baha’u’llah dianggap sebagai utusan Tuhan terbaru yang tercatat setelah Abraham, Musa, Buddha, Krishna, Zarathustra, Kristus dan Muhammad.
Wartapilihan.com, Jakarta – Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qumas mengucapkan selamat hari Nawruz kepada masyarakat Baha’i yang ada di Indonesia. Menurut pembina Syari’ah Teratai Putih Global, ustaz Wildan Hasan, Baha’i jika benar adalah agama tidak termasuk agama resmi yang diakui di Indonesia. Baha’i hanyalah sebatas aliran kecil yang menyimpang dari kebenaran. Sebenarnya apa Baha’i dan hari nawruz itu?
Baha’i dan Nawruz
Dalam harian Republikan online, 23 Agustus 2014, mencatat Baha’i mengakui agamanya sebagai agama termuda di dunia. Agama Baha’i meyakini akan Tuhan yang Maha Esa.
Disebutkan, bahwa makhluk beserta segala isinya diciptakan oleh satu wujud supernatural yang tunggal. Tuhan tersebut menurutnya, telah mengirim para utusan Tuhan untuk membimbing manusia.
Pemeluk Baha’i mengakui Baha’u’llah, yang merupakan pendirinya, sebagai utusan Tuhannya. Baha’u’llah dianggap sebagai utusan Tuhan terbaru yang tercatat setelah Abraham, Musa, Buddha, Krishna, Zarathustra, Kristus, dan Muhammad.
Pemeluknya juga harus menerima hukumnya, ajaran-ajaran, dan lembaga-lembaga administratif yang ia tetapkan untuk bersatunya umat manusia.
Orang-orang yang hendak masuk Baha’i, kemudian mendaftarkan diri pada komunitas Baha’i dengan menandakan keyakinan dan komitmen, baik secara lisan ataupun tertulis, kepada instansi yang bertanggung jawab atas Baha’i.
Meskipun ada perbedaan antara Baha’i dengan Islam, pada faktanya sejarah lahirnya ajaran Baha’i tidak dapat dipisahkan dari agama Islam. Pendiri ajaran Baha’i, yaitu Baha’ullah merupakan penganut agama Islam sebelum ia menisbatkan diri sebagai utusan Tuhan. Selain itu, ia juga menambahkan simbol-simbol keagamaan maupun peribadatan penganut Baha’i banyak terkait dengan Islam.
Sementara itu Nawruz atau Norouz adalah perayaan tahun baru secara tradisional di Iran, Azerbaijan, Kurdistan, Pakistan, beberapa bagian India, dan di antara suku bangsa Kurdi.
Situs Wikipedia mencatat, Norouz adalah perayaan datangnya musim semi dan Tahun Baru Iran. Selain itu pesta ini juga dirayakan di Asia Tengah, Turki, dan tempat-tempat lain di mana budaya Persia pernah berpengaruh pada zaman dahulu.
Nowruz adalah perayaan (hari pertama) musim semi dan awal Kalender Iran. Oleh komunitas bangsa Iran, hari ini dirayakan pada tanggal 21 Maret dan menurut vernal quinox (permulaan musim semi), bisa terjadi pada tanggal 20 Maret, 21 Maret atau 22 Maret menurut tarikh Gregorian. Masyarakat yang tinggal di negara dengan empat musim merasakan perubahan cuaca dan pergantian musim: 21 Maret permulaan musim semi, 22 Juni awal musim panas, 23 September kedatangan musim gugur, dan 23 Desember dimulainya musim dingin. Namun, kedatangan tiga musim lain tidak dirayakan di Iran seperti peringatan Nowruz. Nowruz adalah hari pertama pada bulan Farvardin, bulan pertama dari kalender Persia yang dimulai pada 21 Maret. Hari Nowruz Internasional tercatat dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda Manusia UNESCO pada 23 Februari 2010
Peringatan Tahun Baru Nowruz telah dilakukan di Iran sejak ribuan tahun lalu yang dirayakan oleh para kaisar dan raja Iran pada masa pra-Islam.
Islam melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengharamkan mengucapkan selamat kepada hari raya agama lain;
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata,
لِأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ قَالَ كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا وَقَدْ أَبْدَلَكُمْ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى
“Dahulu orang-orang Jahiliyyah memiliki dua hari di setiap tahun yang malan mereka biasa bersenang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, beliau bersabda,
“Dahulu kalian memiliki dua hari di mana kalian bersenang-senang ketika itu. Sekarang Allah telah menggantikan untuk kalian dengan dua hari besar yang lebih baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.”
Sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr radhiallaahu ‘anhuma berkata,
ﻣَﻦْ ﺑَﻨَﻰ ﻓِﻲ ﺑِﻼﺩِ ﺍﻷَﻋَﺎﺟِﻢِ، ﻭَﺻَﻨَﻊَ ﻧَﻴْﺮُﻭﺯَﻫُﻢْ ﻭَﻣِﻬْﺮَﺟَﺎﻧَﻬُﻢْ ﻭَﺗَﺸَﺒَّﻪَ ﺑِﻬِﻢْ، ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻤُﻮﺕَ، ﻭَﻫُﻮَ ﻛَﺬَﻟِﻚَ ﺣُﺸِﺮَ ﻣَﻌَﻬُﻢْ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
“Barangsiapa yang membangun negeri-negeri kaum ‘ajam (negeri kafir), meramaikan hari raya Nairuz dan Mihrajan (perayaan tahun baru mereka), serta meniru-niru mereka hingga ia mati dalam keadaan seperti itu, ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat.”
Kesesatan Ajaran Baha’i
Ajaran Baha’i, Bahaiyyah atau juga disebut Babiyyah merupakan ajaran kebatinan campuran dari Islam, yahudi, nashrani, budha, zoroaster, kebatinan dan lain-lainnya, disepakati ulama bahwa mereka sudah keluar dari Islam.
Ajaran ini muncul di Iran pada awal abad 19 yang bersumber dari ajaran Syiah yang mengagungkan imam-imam mereka, bahwa mereka mendapat wahyu, dan bahwa Nabi Muhammad shallawahu alaihi wasallam bukan penutup para nabi.
Ajaran Bahaiyah diambil dari orang yahudi, sebagaimana kita tahu bahwa yahudi menyusup kedalam barisan Syiah semenjak ajaran tasyayu ini muncul, dengan kedok membela dan mencintai ahlul bait, namun ingin menghancurkan Islam dari dalam.
Ajaran Bahaiyyah dipelopori oleh seorang yang bernama : Ahmad Al Ahsai yang aslinya adalah seorang yahudi Inggris yang tinggal di Iran.
Lalu dikembangkan oleh Ali Muhammad, atau Muhammad Ali As Syirazi, yang sebenarnya termasuk dalam golongan Syiah Imam Dua belas, lalu keluar dan membentuk madzhab sendiri dan mengaku sebagai Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu. Kemudian setelah itu mengaku kalau Allah telah menyatu dalam dirinya, sehingga dia menjadi tuhan. Maha Suci Allah dari kedustaan yang dibuatnya.
Mirza Ali Muhammad yang diberi gelar Baba (Bapak) mulai dakwahnya tahun 1260 H (1844 M) di Syiraz yaitu selatan Iran, yang katanya untuk memperbaiki keadaan dan kondisi masyarakat saat itu.
Kemudian mengaku menjadi utusan Allah dan membawa kitabnya Al Aqdas yang konon di dalamnya syariat yang diturunkan Allah Ta’ala, dan bahwa kerasulannya menghapus syariat Islam, dan membuat hukum-hukum baru bagi pengikutnya yang bertentangan dengan Islam seperti : puasa hanya 19 hari dan menjadikan waktu untuk istirahat yang disebut Hari raya Nauruz atau Nowruz.
Pendiri ajaran ini telah membuat satu muktamar di Badats di Iran tahun 1264 H (1848 M) menjelaskan tentang akidah kelompok ini dan mengumumkan keluarnya dari Islam.
Ajaran ini banyak ditentang ulama, bahkan mereka dikafirkan, namun setelah perang antara mereka dan kaum muslimin dia berhasil dikalahkan dan dihukum salib tahun 1265 H.
Ajaran ini lebih sesat dari Qadiyaninya Mirza Ghulam Ahmad, karena juga mengingkari hari kiamat, surga dan neraka, dan menyerupai ajaran Brahmana dan Budha, menggabungkan antara Yahudi, Nashrani dan Islam, artinya menghapuskan perbedaan semua agama atau lebih dikenal sekarang dengan istilah Wihdatul Adyan (sinkretisme agama.
Mereka melaksanakan haji ke Uka di Palestina (tepatnya di Haifa wilayah kekuasaan Israel sekarang), dimana markas mereka masih disana sampai sekarang. Menjadikan kiblat mereka ke Uka tempat dimana Baha atau khalifah mereka berada.
Ajaran Bahaiyyah memiliki kitab sendiri yang disebut: Al Aqdas dengan mengatakan bahwa kitab ini menghapus Al Quran. Yang dimaksudkan Al Aqdas adalah kitab yang dibawanya, dan dia juga mengarang kitab lain yang berjudul Al Athrasy.
Yang penting adalah mereka memiliki kesesatan yang banyak, dan berhasil menyebarkannya dan memiliki pengikut yang tidak sedikit, ini karena ajaran seperti ini tumbuh di Iran yang merupakan tempat yang subur bagi ajaran sesat seperti Ismailiyah, dan syiah yang merupakan pangkal ajaran sesat.
Begitu pula ajaran ini didukung kekuatan penjajah, yaitu yang tujuannya untuk membenarkan penjajahan mereka dan menghapuskan syariat jihad melawan penjajah seperti halnya Qadiyani.
Setelah kematiannya, kepemimpinan dilanjutkan oleh menterinya Baha Husain bin Mirza yang lahir di Iran tahun 1233 dan mati tahun 1309, lalu kelompok ini dikenal dengan Bahaiyah dinisbatkan kepadanya.
Apa Pelajaran bagi Anak Muslim:
1. Ajaran ini merupakan campuran dari seluruh agama yang ada dan tidak membedakan antara satu dengan lainnya.
2. Ajaran ini dibuat oleh penjajah yang tujuannya supaya kaum muslimin loyal terhadap mereka dan meninggalkan syariat jihad yang sangat ditakuti oleh penjajah.
3. Ajaran ini intinya untuk mengaburkan ajaran Islam yang sebenarnya, sehingga kaum muslimin jauh dari agamanya.
4. Ajaran ini disepakati Ulama telah keluar dari Islam, dan tidak ada hubungannya dengan Islam.
5. Menjadi apa pun anak Muslim besarnya nanti, termasuk menjadi pejabat negara, akidah Islam yang benar harus menjadi basis pikiran dan sikapnya.