Menag: Bermacam Tafsir Keagaaman Harus Terjaga Moderasinya

by

Berbagai macam tafsir keagamaan harus senantiasa terjaga moderasinya. Tidak boleh terjerumus pemahaman dan pengamalan pada bentuk yang berlebih-lebihan, ekstrem dan merusak sendi-sendi serta nilai keagamaan itu sendiri.

Wartapilihan.com, Jakarta — Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengapreasi atas terbitnya buku Moderasi Beragama yang dikeluarkan Badan Litbang Kemenag RI. Menurut dia, buku ini penting dimiliki, terutama oleh aparatur sipil negara (ASN) Kemenag.

“Tentu kita bersyukur hari ini dapat meluncurkan buku yang sebenarnya sudah cukup lama dinantikan kehadirannya, yaitu moderasi beragama. Buku yang menjelaskan apa itu moderasi beragama, mengapa kita harus memandang moderat dalam beragama,” kata Lukman usai peluncuran buku di Gedung Kemenag, Jakarta, Selasa (8/10).

Lebih lanjut, kata dia, ASN Kemenag harus menjadi garda terdepan dalam mensosialisasikan perspektif moderat dalam beragama. “Jadi bukan agamanya yang kita moderasi, tapi cara kita beragama agar senantiasa pada jalurnya,” ujarnya.

Kedua, selain ASN, buku tersebut harus diterima masyarakat secara luas. Dalam konteks Indonesia, moderat dalam beragama juga bagian yang tak terpisahkan dari strategi kebudayaan.

“Karena Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk, heterogen dan juga negara yang sangat agamis,” katanya.

Karenanya, bebagai macam tafsir keagamaan harus senantiasa terjaga moderasinya. Tidak boleh terjerumus pemahaman dan pengamalan pada bentuk yang berlebih-lebihan, ekstrem dan merusak sendi-sendi serta nilai keagamaan itu sendiri.

“Tapi juga tidak merusak bangunan atau fondasi pilar-pilar kita dalam hidup berbangsa,” ujarnya.

Menag menjelaskan, di tengah kehidupan yang semakin kompleks, tafsir terhadap nilai agama semakin beragam. Karenanya masyarakat harus dapat lebih rendah hati dalam menyikapi keragaman tersebut.

“Karena keragaman kita kehendak Tuhan. Maka yang dituntut dari kita adalah bukan untuk menyeragamkan semua yang beragam, tapi adalah kearifan kita untuk bagaimana keragamanan itu kita dapatkan hikmah dibaliknya,” katanya.

Menurut dia, banyak hal-hal positif yang dapat di tangkap dari keragaman jika mampu disikap dengan kearifan. “Jadi buku ini sebenarnya dalam rangka untuk mewujudkan hal-hal seperti itu,” ujarnya.

Sayangnya, kata Menag, fakta yang selama ini di saksikan ada orang yang fanatik dalam beragama, namun tidak cukup ditopang dan didukung dengan wawasan ilmu keagamaan yang cukup.

“Sehingga ketika dia melihat adanya perbedaan dari pihak lain, lalu dengan cepat dan mudah menyalah-nyalahkan pihak yang tidak sama dengan dirinya, tentu ini akan menimbulkan konflik sengketa ditengah masyarakat,” kata dia

“Jadi hal-hal seperti ini yang harus kita antisipasi, sehingga cara kita beragama harus dengan kearifan dengan cara moderat,” imbuhnya.

Adi Prawiranegara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *