Memaksimalkan Sektor Perikanan

by
foto:istimewa

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah naik daun. Pangsa pasar terus meningkat karena gebrakan yang banyak dilakukan menteri Susi Pudjiastuti. Meskipun begitu, potensi perikanan masih belum tergarap secara maksimal.

Wartapilihan.com, Jakarta –Hal tersebut disampaikan oleh Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin. Ia menyampaikan, Indonesia tak perlu takut bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand maupun Cina oleh pasal sektor perikanan sangat besar dan Indonesia memiliki kemampuan untuk mengelolanya,.

“Upaya KKP sudah benar untuk menata penangkapan ikan secara keseluruhan. Apalagi Indonesia punya potensi dalam penagkapan ikan segar.”Selain banyak, juga punya nilai tambah yang tinggi dan harganya mahal,” tutur Panggah, dalam acara diskusi media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk ‘Kedaulatan Laut dan Industri Perikanan’, Sabtu, (20/1/2018), di Kemkominfo, Jakarta.

Ia menekankan, produksi ikan terkhusus ikan beku, ikan filet, udang beku serta industri pengoalahan ikan lainnya harus ditingkatkan lagi. “Untuk pengolahan ikan yang terkait dengan tuna, sarden kaleng dan lain sebagainya diharapkan sampai tahun  2019 ini ada gross yang terus meningkat di atas 13%. Sehingga mampu mendukung pertumubuhan ekonomi yang kita targetkan lebih dari 5,5%. Nah ini harus hati hatikarena Malaysiai Thailand, Singapore yang tadinya di awah indonesia kini ada prediksi akan lebih dari kita,” imbuh dia.

Ia menambahkan, selain ikan, produk rumput laut juga luar biasa, maka pengelolaan harus semakin strategis. “Karena 85% pasokan rumput laut dunia dari Indonesia,” paparnya.

Pada industri rumput laut sudah ada 35 perusahaan dengan memprosesnya menjadi agar-agar dan produk lainnya. Namun ia menyayangkan, pertumbuhan ini tidak didukung pasokan bahan baku yang stabil yang berdampak pada utilisasi yang rendah.

“Utilisasinya rendah karena rumput laut mentah diekspor besar-besaran ke Cina. Memang kami sudah ajak untuk memproses setengah mentah disini namun asih setengah jadi. Selebihnya masih diproses di china menjadi beragam produk yang laku diual,” tandas dia.

Maka itu ia menekankan perlunya pembenahan di sektor industri pengolahan rumput lain agar produknya lebih beragam dan menjadi barang jadi siap ekspor. “Bukan produk mentah dan setengah jadi,” pungkasnya.

Seperti diketahui, disebabkan adanya pusat bisnis di pulau-pulau terdepan Indonesia, tren ekspor menunjukkan peningkatan dari USD 3,94 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 4,17 miliar pada 2016, dan diprediksi kembali meningkat menjadi USD 4,30 miliar pada 2018.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *