Melangkahkan Kaki ke Akademi Jawi Malaysia dan KLCC

by

Rihlah Ilmiah PRISTAC ke Malaysia-Singapura hari ketiga

Penulis: Umar Zahid Syaifulloh

            Kamis, 12 Desember 2019,   tepatnya di hari ketiga santri PRISTAC Angkatan ke-2 dari Pondok Pesantren At-Taqwa Depok menjalani rihlah ilmiah. Kami mengawali hari dengan sholat subuh berjama’ah di Masjid. Kami memang telah diajarkan disiplin dalam sholat sehingga bangun pagi sudah merupakan hal biasa dan tidak lagi berat untuk dilakukan, seperti rutinitas kami biasanya di Pondok Pesantren At-Taqwa. Kembali ke homestay, langsung tadarusan, tausiyah, dan sarapan. Hari ini kami akan berkunjung ke Akademi  Jawi Malaysia yang berada di daerah Selangor, Malaysia.

Wartapilihan.com, Kuala Lumpur– Pukul 10.20, kami tiba. Lokasi Akademi Jawi Malaysia berada di lantai 2 sebuah ruko. Kami dipersilahkan untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Kemudian Ustadz Syukri Rosli menyampaikan pengantarnya, beliualah yang akan memberikan membimbing kami dan dan memberikan penjelasan tentang Akademi Jawi Malaysia. Pertemuan dimulai dengan pengenalan jajaran staf yang bertugas di Akademi Jawi, kemudian kami pun ikut memperkenalkan diri.

            Ustadz Syukri menjelaskan bahwa Akademi Jawi Malaysia ini merupakan ‘Tukang Buku’ atau penerbitan buku-buku penerjemehan karya ulama-ulama klasik yang menggunakan bahasa Jawi, atau kita kenal sebagai bahasa Arab Melayu. Ustadz Syukri kemudian memulai kuliahnya tentang Bahasa Jawi dengan metode brainstorming. Diawali dengan memberi pertanyaan kepada kami semua, apa itu Bahasa Jawi menurut pikiran petama yang melintas di kepala kita. Kami diperkenalkan lebih jauh tentang Bahasa Jawi yang pernah kami pelajari di pondok sekilas. Kami pernah membaca kitab-kitab dan juga karya lain ulama yang Berbahasa Jawi. Seperti, Gurindam 12, Hidayah as-Salikin, dan Risalah Dua ‘Ilmu. Ustadz Syukri mengajarkan kepada kami tentang kaidah-kaidah cara membaca huruf jawi secara lebih mendalam. Selain itu, kami juga diceritakan bagaimana sejarah tentang penggunaan huruf jawi dalam peradaban Islam melayu.

            Kami dalam mengikuti kuliah singkat itu merasa sangat bahagia dan bersyukur. Karena dapat menambah ilmu-ilmu yang diperoleh dalam rihlah ilmiah ini. Dalam kesempatan itu, kami pun diselingi dengan waktu untuk minum dan makan sejenak, kemudian melanjutkan kuliah lagi. Setelah selesai kuliah kami pun disuguhkan makan siang oleh tim dari Akademi Jawi Malaysia.

            Kami kemudian dipersilahkan untuk berkeliling tempat akademi Jawi ini. Kami pertama kali diajak melihat koleksi manuskrip di sekeliling. Kemudian kami dipersilahkan untuk memasuki ruangan ustadz Syukri dan diperlihatkan perpustakaan yang memiliki koleksi buku-buku Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas. Selain itu, ada juga koleksi kitab-kitab yang Berbahasa Jawi yang berasal dari Mekkah maupun Melayu, dari yang masih ada di pasaran hingga yang sudah tidak dipasarkan lagi.

            Langkah selanjutnya adalah menuju tempat bagian Serikat Tukang Buku bekerja, atau tempat penerbitan buku. Ini adalah ruangan bagian percetakan buku-buku di Akademi Jawi Malaysia. Kami banyak diperlihatkan demonstrasi mesin-mesin yang digunakan. Sebelum kami pulang, kami diberikan cindera mata oleh Akademi Jawi Malaysia berupa sebuah peta besar “Malay Archipelago”. Tibalah waktunya kami berpamitan dan mengambil foto sesi bersama staf Akademi Jawi Malaysia.

            Setelah selesai acara, kami pun kembali melanjutkan menuju destinasi berikutnya, yaitu menuju KLCC (Kuala Lumpur City Center). Orang belum dianggap pergi ke Kuala Lumpur kalau belum ke KLCC, apalagi belum foto dengan latar belakang Twin Tower yang menjadi salah satu wisata tujuan utama orang-orang ke Malaysia. Inilah tempat tujuan berikut kami pada hari ini. Kami sampai di KLCC pada pukul 16.00. Kami menuju taman KLCC dan memilih tempat untuk mengambil gambar dengan latar belakang Twin Tower. Sudah dapat sudut yang bagus, kami pun berfoto dengan memegang spanduk bertuliskan Rihlah Ilmiah.

            Kami menikmati suasana KLCC hingga pukul 17.30. Setelah sholat ashar dan selesai berkeliling, kami berkumpul di titik awal tiba untuk segera pulang bersama. Kali ini tidak menggunakan mobil van, melainkan kami naik public transportation yaitu LRT. LRT di sini tiketnya berupa koin biru bertuliskan Rapid KL. Kami pun berangkat dari stasiun KLCC menuju stasiun Taman Melati. Jaraknya ialah delapan stasiun.

            Kami pun turun di stasiun Taman Melati, dan disambung dengan berjalan kaki menuju tempat makan malam. Kami mampir di sebuah kedai nasi kukus khas Malaysia.. Meskipun kami bukan berada di negeri sendiri, kami tetap mengamalkan adab kami, termasuk adab ketika makan.  Selesai makan malam, kami pulang menuju homestay dengan dua cara yang berbeda. Sebagian besar berjalan kaki dengan perut penuh, dan sebagian naik mobil dari jasa angkutan online atau grab.

             Akhirnya kami sampai di homestay. Kegiatan hari ini pun ditutup dengan sholat terlebih dahulu, kemudian evaluasi sedikit tentang jadwal hari ini, dan  istirahat untuk melanjutkan hari esok dalam rihlah ilmiah Malaysia-Singapura.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *