MANAKALA MUNCUL GENERASI YANG TAK MENGENAL JAHILIYAH

by

Islam adalah agama menyeluruh.
Menyangkut seluruh aspek.

Di masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan Khulafahur Rasyidin Al Mahdiyin hingga lebih sepuluh abad setelahnya, Islam dilaksanakan dalam segala aspek kehidupan, baik aspek aqidah maupun aspek syariah yang meliputi ubudiyah, hukum, siayasah ( politik ), ekonomi dan jihadu fii sabilillah.
Begitu pula menyangkut mu’amalah, baik mu’amalah sesama kaum muslim maupun hubungan dengan kaum kafir berlangsung menurut Al Qur’an was Sunnah.

Tidak ada yang tertinggal.
Pendek kata implementasi Islam sebagai way of life berjalan secara menyeluruh, simultan dan harmoni.

Tapi, setelah kekhilafahan di seluruh dunia runtuh, berangsur mayoritas umat Islam tenggelam dalam fiqih oriented.
Bahkan tak sedikit yang hanya berkerumun dalam kelompok-kelompok tarekat yang setiap harinya tenggelam dalam ritual zikir dan wirid semata.
Tidak berpikir membangun negara Islam untuk tegaknya syari’at Allah.

Maka sejak awal abad ke dua puluh masehi, setelah runtuhnya Turki Utsmani, sempurnalah sudah kemunduran umat Islam, nyaris dalam segala bidang.
Terutama dalam bidang politik yang di awali dengan kemunculan supremasi
Barat dalam bidang meliter, sains dan teknologi.

Kemudian, kemunduran yang cukup parah itu, memuncukan muslim setengah-setengah, yaitu mengaku muslim tapi sekular juga dan bahkan komunis juga.

Maka berlakulah perkataan Umar bin Khattab Radhiallahu Anhu, ” Simpul Islam akan terurai satu demi satu manakala di dalam Islam lahir generasi yang tak mengenal Jahiliyah ”

Akibat dari pada itu munculah kelompok-kelompok pergerakan politik dan organisasi massa, namun meniru ala Barat, berjalan sendiri-sendiri dengan priksi dan jargon masing-masing dalam memperjuangkan visi dan misinya.
Wilayah wilayah-wilayah mayoritas muslim kemudian memang terlepas dari penjajahan Barat secara meliter, namun secara politik tetap dalam dominasi dan hegemoni Barat sekular.

Dan di seberangnya ada pula harakah-harakah dan kelompok-kelompok dakwah.
Semua merasa mewakili kebenaran Islam. Padahal bila diteliti dengan seksama harakah-harakah dan kelompok-kelompok dakwah tersebut baru merupakan bagian-bagian atau kapling-kapling dari kesempurnaan Islam sebagai agama menyeluruh.

Tapi, di antara mereka ada yang muncul dengan jubah-jubah ahlussunah dalam sindrom keilmuan.
Merasa paling benar.
Ujung-ujungnya umat semakin terbelah dan sulit dipersatukan karena muncul bentuk jahiliyah yang tak disadari, yaitu masing-masing ta’ashub ( fanatis ) dengan kelompoknya.

( Iwan Hasanul Akmal )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *