Listrik dari Panel Surya

by
Panel surya yang ditanam di atap rumah. Foto: sunergi.com.

Greenpeace Indonesia hendak mewujudkan pemanfaatan energi terbarukan berupa panel surya sebagai pengejawantahan resolusi di tahun 2018 ini.

Wartapilihan.com, Jakarta– Hal tersebut disampaikan oleh Hindun Mulaika, Juru Kampanye Iklim dan Energi di Greenpeace Indonesia, Rabu, (2/5/2018), di Warehouse Greenpeace, Jakarta.

“Setelah beberapa kali Greenpeace Indonesia menjalankan inisiasi pemanfaatan energi terbarukan di beberapa lokasi di Indonesia, di tahun 2018 ini kami menjalankan komitmen kami untuk beralih ke energi terbarukan denfan melakukan pemasangan panel surya di warehouse kami yang berlokasi di Jakarta,” tutur Hindun.

Proses pentenagaan listrik oleh energi bersih dari matahari ini, kata Hindun, bertujuan sebagai wujud nyata kontribusi untuk meredam perubahan iklim di dunia.

“Hal ini merupakan bagian dari resolusi di tahun 2018. Saat ini, seluruh kebutuhan di warehouse kami telah dipenuhi oleh energi surya,” papar dia.

Menurut Hindun, pemanfaatan surya atap adalah opsi terbaik yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat perkotaan.

“Ini bisa menjadi sumbangsih masing-masing individu ataupun keluarga untuk meredam perubahan iklim. Jika semakin banyak masyarakat yang melakukan hal ini,kita akan menciptakan momentum sebuah pasar yang besar, sehingga harga keekonomian dari energi surya bisa semakin terjangkau oleh masyarakat. Apalagi jika ini menjadi program masif yang dilakukan oleh pemerintah,” tegasnya.

Dengan mengampanyekan kepada khalayak dengan tagar #JakartaSolarCity, pihaknya berharap Jakarta sebagai kota pertama yang memulai energi bersih untuk meredam polusi udara sekaligus perubahan iklim. “Ayo dukung Ibu kota kita menjadi #JakartaSolarCity. Dukung energi bersih untuk udara bersih Jakarta,” pungkas dia.

Untuk diketahui, teknologi panel surya ialah salah satu alternatif untuk menghasilkan listrik, yakni dengan mengkonversi cahaya menjadi listrik yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga. Teknologi ini sebelumnya sudah banyak dipakai negara maju, seperti Jepang dan Amerika.

Eveline Ramadhini