Komite Agama New York Perangi Kebencian

by
Shamsi Ali bersama Gubernur Cuomo. Foto: patch.com

Wartapilihan.com, New York – Pada Kamis (23/2) siang waktu New York, Gubernur New Yor, Andres Cuomo, mengadakan pertemuan terbatas dengan tiga pemimpin agama (Yahudi, Kristen, dan Islam) di Museum Sejarah Yahudi, Battery Park, New York.

Menurut keterangan tertulis Shamsi Ali kepada Warta Pilihan, Jum’at (24/2), pertemuan itu dihadiri oleh 50 orang pemimpin tiga agama, termasuk Shamsi Ali yang mewakili Islam.

Cuomo menyebutkan bahwa komunitas Muslim dan Yahudi merupakan komunitas yang sering mendapatkan diskriminasi bahkan kekerasan setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden.

Shamsi mengatakan, perwakilan kelompok Yahudi, Kristen Protestan, dan Katolok menyampaikan apresiasinya kepada Gubernur Cuomo dan menyerukan agar umat beragama bersatu untuk melawan tendensi kebencian dan kekerasan.

Tiga Cara Perlawanan

Dalam pertemuan terbatas itu, Gubernur Cuomo yang dikenal kritis terhadap kebijakan Trump menegaskan pentingya persatuan dan soliditas antarkomunitas.

“Serangan ke satu komunitas adalah serangan ke semua komunitas. Dan sikap anti kelompok siapapun itu adalah antitesis dari semua nilai-nilai yang dijunjung tinggi New York,” tegas Gubernur Cuomo, dalam pernyataan tertulis Shamsi Ali.

Cuomo menyebutkan, pihaknya akan melakukan tiga cara untuk mengatasi kekerasan, kebencian, dan diskriminasi terhadap komunitas.

Pertama, melalui pendekatan hukum. Ia menegaskan, kekerasan, tindakan bias, dan diskriminatif kepada siapa pun karena ras, agama, jender, maupun asal kebangsaan, bukanlah isu politik.

“Hal ini salah dan melanggar undang-undang dan harus diperangi ke akar-akarnya,” tegas Cuomo.

Gubernur Cuomo bahkan mengajukan anggaran sebesar 25 juta dollar untuk menambah personalitas dan fasilitas untuk memerangi tren kekerasan.

Selain itu, Pemerintah New York akan memberikan imbalan sebesar 5 ribu dollar untuk siapa saja yang dapat melaporkan dan menangkap pelaku diskriminasi dan kekerasan yang dilatarbelakangi kebencian pada sebuah kelompok.

Kedua, kerja sama antarkelompok beragama. Akan dibentuk sebuah komite khusus yang terdiri dari tokoh-tokoh agama di New York yang tugasnya adalah merumuskan pendekatan-pendekatan sosial keagamaan lalu disampaikan kepada Gubernur New York.

Beberapa tokoh agama yang hadir, termasuk Shamsi Ali, sudah membicarakan bentuk komite, visi, dan karakter kerjanya.

Ketiga, melakukan gerakan massif di masyarakat melelui kanal yang ada, seperti sekolah dan organisasi kemasyarakatan, baik keagamaan maupun non-keagamaan.

Sebelumnya, Shamsi Ali melakukan aksi untuk menentang diskriminasi terhadap Muslim pada Ahad (20/2) dengan tajuk “I’am Moslem Too”. Dalam aksi itu, hadir juga Walikota New York yang memberikan pidatonya untuk mengecam diskriminasi.

Pesan Muslim dan Imigran

Shamsi Ali, dalam pertemua terbatas itu, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Gubernur Cuomo.

“Bapak Gubernur telah berhasil mempertahankan New York sebagai New York yang saya banggakan,” ujar Shamsi.

Shamsi juga menyampaikan, sebagai seorang Muslim dan imigran, ia datang ke Amerika bukan hanya karena kesempatan ekonomi dan pendidikan, melainkan lebih dari semua itu. Ia mengungkapkan, nilai-nilai Amerika dan konstitusi yang menjamin kebebasan, keadilan untuk semua, dan kesempatan tanpa diskriminasi untuk mendapatkan kebahagiaan menjadi alasan lain ia datang ke Amerika.

Shamsi juga menegaskan, masyarakat Amerika seharusnya tidak menganggap Muslim sebagai orang asing.

Pasalnya, ada sekitar 1 juta Muslim di Kota New York, 125 ribu murid umum adalah Muslim di New York, bahkan 1.200 personil New York Police Department adalah Muslim.

Dalam penutupannya, Shamsi mengajak komuniats beragama untuk bersatu melawan tendensi jahat di masyarakat. Selain itu, ia juga secara khusus menyampaikan dukungan kepada komunitas Yahudi yang akhir-akhir ini mendapatkan serangan dan ancaman.

Reporter: Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *