Setelah TGB menegaskan sikapnya mendukung Jokowi untuk dua periode, kini Kapitra Ampera, pengacara yang membela kasus-kasus Habib Rizieq sekaligus salah satu pembela aksi bela Islam 212 ini turut dicalonkan menjadi caleg dari Partai Politik PDIP.
Wartapilihan.com, Jakarta — “Ya sebagaimana kami nyatakan, dialog kami dengan masyarakat Sumbar itu betul-betul memang menghendaki adanya jembatan penghubung dengan PDIP sehingga yang bersangkutan memang dicalonkan oleh PDIP dari dapil Sumbar,” kata Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, di kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (17/7/2018).
Setelah Warta Pilihan mengonfirmasi hal tersebut kepada Kapitra Ampera sendiri, ia membenarkan hal tersebut.
Ia masuk dicalonkan oleh PDIP menjadi dapil Sumbar bukan tanpa alasan. Ia mengatakan, ia pernah direkomendasikam oleh PDIP untuk masuk ke dalam agar dapat menjadi jembatan aspirasi di luar maupun di dalam.
“Dan rekomendasi ini menjadi pertimbangan bagi saya, saya sangat pertimbangkan, karena ini orang-orang yg saya hormati dan saya tau itu integritasnya atas bangsa ini dan agama.
Dalam pertimbangan itu, saya mengikhlasi apa yang bisa saya lakukan di dalam, karena tidak lagi berpikir soal kekuasaan, karena sebagai seorang profesi saya mencintai profesi saya sebagai seorang advokat,” tutur Kapitra, di Tebet, Jakarta, Rabu, (18/7/2018).
Kendati demikian, ia mempertimbangkan hal ini karena ingin menegakkan agama dan membela ulama dengan komunikasi politik yang baik.
“Belum ada komunikasi politik dan saya ingin juga katakan ladang amal itu nilainya di tempat tempat yang sulit, minoritas, dan tempat tempat minoritas yang begitu banyak persepsi. Jangan kita hanya berteriak terus dari luar kita terus mengoreksi, tapi kita tidak tahu di dalam,” tukas Kapitra.
Ia menegaskan, tujuan dirinya menjadi caleg dari PDIP bukan untuk kekuasaan, melainkan untuk bermanfaat dan menjadikan republik lebih damai.
“Kalau hanya jadi caleg untuk apa, tetapi kalo bisa bermanfaat, bisa menajdikan sebuah ukhuwah, jadikan Republik ini lebih damai, dan perbedaan perbaikan itu diselesaikan secara musyawarah dan aspirasi itu menjadi perhatian pemerintah yang menyampaikannya langsung, why not? Kenapa tidak?” pungkasnya.
Meski ia diakui telah dicalonkan, ia belum mendapat komunikasi lebih lanjut dengan pihak PDIP, bahkan Kapitra mengaku belum pernah bertatap muka atau bertemu dengan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.
“Saya pun belum pernah bertatap muka, bertemu, bicara dengan Sekjen PDIP dan saya ingin bertanya langsung apa betul saya dicalonkan melalui Dapil Sumatera Barat dan saya belum mendapat konfirmasi langsung,” imbuhnya.
Kapitra mengaku bersedia bergabung di PDIP jika memiliki manfaat dan ladang amal. Tetapi, jika hanya menaruh nama dan tidak memiliki nilai, ia tidak bersedia.
“Kalau saya punya manfaat dan ladang amal, dam bisa menjembatani kebaikan saya siap berkorban untuk itu. Tapi kalau cuman naroh nama saja dan tidak punya nilai apa-apa dan tidak dapat memberi warna ya buat apa,” pungkasnya.
Eveline Ramadhini dan Ahmad Zuhdi