Asian Games hampir saja dimulai, namun Indonesia yang memiliki hutan terbesar cenderung rawan kebakaran yang dapat ganggu kenyamanan berlangsungnya Asian Games, khususnya di Sumatera Selatan, seperti Ogan Komering Iir (OKI), Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Wartapilihan.com, Jakarta — Hal tersebut disampaikan Hary Tirto Djatmiko, Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Ia mengatakan, dari sisi cuaca, mulai bulan ini, Indonesia memasuki musim kemarau.
“Dilihat dari potensinya, tingkat kemudahan bahaya kebakaran tinggi, mudah terbakar di Sumatera Selatan.
Artinya, kalau mudah terbakar, kebiasaan membakar sampah sebaiknya dilokalisir, sebisa mungkin tidak bisa membakar sampah sembarangan apalagi membuang puntung rokok,” kata Hary, Jum’at, (20/7/2018).
Pada tahun 2015 lalu, Hary menuturkan, masuk pada cuaca kemarau kering, dan ribuan titik api yang menjadi titik panas dapat dideteksi.
“Sedangkan di tahun 2016, kemarau basah cenderung turun. 2017 kemarau normal, potensi tingkat kebakaran ada. Di 2018 juga normal, tetapi potensi tetap ada. Tidak cukup signifikan kalau terjadi asap manakala tidak diusik,” kata dia.
Hal yang paling penting menurut Hary, diperlukan patroli. Pasalnya, dari citra satelit meski titik api dapat dipantau, namun dapat mengalami peningkatan ataupun penurunan titik panas.
“Perlu patroli, citra satelit jumlahnya akan mengalami peningkatan atau penurunan. Kalau ada potensi hujan, akan mengalami penurunan, contohnya di Riau. Berkurang drastis karena turun hujan,” kata dia.
Patroli tersebut, lanjutnya, dapat dilakukan oleh tim lapangan yang ada di darat maupun di udara.
“Dari darat ada TNI Angkatan Darat, dan Polri. Kalau ditemukan titik api akan dipadamkan, baik dari darat maupun udara,” imbuhnya.
“Biasanya di daerah yg lahan gambut meski tingkat kepercayaan rendah bisa menjadi titik api. Informasi dari BMKG dilanjutkan oleh tim di lapangan untuk melakukan patroli dan pengecekan manakala ada secara tidak sengaja membuang puntung rokok yang bisa membuat kebakaran,” pungkas Hary.
Sementara itu, untuk mengantisipasi hal ini, Sinar Mas melakukan dua hal, yaitu pencegahan dan mitigasi. Strategi ini dilakukan dengan cara melakukan akurasi pemetaan wilayah yang dianggap sebagai deteksi titik api. Tujuannya, agar lebih efektif untuk kurangi resiko kebakaran.
Direktur APP (Asia Pulp and Paper) Sinar Mas Suhendra Wiriadinata menyampaikan, APP Sinar Mas akan terus berperan aktif untuk membantu pencegahan serta penanggulangan karhutla baik di wilayah konsensi maupun di luar konsensi APP Sinar Mas.
Hal ini adalah realisasi komitmen No Fire – No Haze dari APP Sinar Mas untuk mendukung pemerintah dalam menyukseskan pergelaran Asian Games 2018.
“APP Sinar Mas sebagai perusahaan yang berkomitmen dalam memberikan kontribusi terbaik kepada bangsa turut membantu untuk mengatasi pengendalian karhutla jelang Asian Games 2018. Kami akan terus mengerahkan bantuan agar situasi kebakaran dapat tertangani dengan baik,” dilansir dari Tribunnews.com.
Perusahaan juga terus melakukan koordinasi serta bekerja sama dengan otoritas dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk mencegah dan menangani karhutla di seluruh wilayah operasi.
Hal ini sejalan dengan komitmen perlindungan hutan APP Sinar Mas yang tertuang dalam Forest Conservation Policy (FCP).
Eveline Ramadhini