“Perbedaan pilihan tidak harus diwarnai dengan saling menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoax dan ujaran kebencian. Karena hal tersebut selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan kita,” ujar Waketum MUI.
Wartapilihan.com, Jakarta — Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengucapkan selamat tahun baru Hijriyah 1440 kepada seluruh masyarakat khususnya umat Islam Indonesia. Jazuli berharap tahun baru ini bisa menjadi momentum perubahan umat dan rakyat Indonesia ke arah yang lebih baik.
“Tahun baru Hijriyah harus menjadi momentum perubahan bagi umat Islam. Tentu saja perubahan yang dimaksud adalah perubahan kearah yang lebih baik, baik sebagai pribadi maupun dengan sesama dalam kehidupan umat beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ayo Lebih Baik!,” seru Anggota Komisi I ini.
Sebagai pribadi muslim, lanjut Jazuli, kita berharap semakin taat dan istiqomah dalam menjalankan ibadah dan melaksanakan ajaran agama. Istiqomah dalam kebaikan dan mengajak umat pada kebaikan sehingga kehadiran kita menjadi rahmat bagi umat dan bangsa.
“Kepada sesama umat semakin kuat silaturahimnya, semakin kokoh ukhuwahnya, meski bebeda-beda mazhab dan ormas. Sehingga bukan hanya kita saling menghormati, akan tetapi saling mendoakan, saling membantu dan memberdayakan satu sama lain,” pesan dia.
Selanjutnya, kata Anggota DPR Dapil Banten ini, sebagai warga negara tentu harus menjadi warga negara yang baik. Semakin kontributif dalam pembangunan, semakin taat dan disiplin dalam menjalankan kewajiban sebagai warga negara serta menjaga persatuan dan kesatuan di bumi Indonesia ini.
Terlebih lagi, memasuki tahun politik 2019 diprediksi akan terjadi polarisasi dukungan kepada calon presiden dan wakil presiden serta partai politik peserta pemilu. Jangan sampai perbedaan pilihan menjadikan kita saling berkelahi dan terpecah belah.
“Mari kita jaga betul ukhuwah, persatuan dan kesatuan kita, agar jalannya pesta demokrasi berlangsung aman, tertib dan damai. Pilihan boleh berbeda, kita harus saling menghormati perbedaan itu dan tidak harus saling menegasikan apalagi sampai menghina, memaki dan memfitnah sebagai sesama warga bangsa Indonesia,” tandasnya.
“Di momen tahun baru ini, kita semua berharap dan berdoa kepada Allah agar Indonesia semakin maju dalam pembangunan. Indonesia semakin kokoh dalam persatuan. Indonesia semakin sejahtera rakyatnya,” pungkasnya.
Senada dengannya, Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi menyerukan kepada kaum Muslimin agar memasuki Tahun Baru 1440 Hijriah dengan penuh keimanan, ketakwaan dan keikhlasan serta senantiasa mengharap ridla Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk, tenang dan damai.
“Kami berharap semoga di tahun 1440 Hijriah ini dapat meningkatkan amal kebajikan agar dapat memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi umat manusia, bangsa dan negara,” ujarnya.
Lebih lanjut, ungkap dia, MUI menyeru kepada kaum Muslimin untuk mengembangkan sikap toleransi (tasamuh), keseimbangan (tawazun), dan bersikap adil (i’tidal) dalam menjalankan ajaran agama, agar tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit (furuiyyat) dalam menjalankan ajaran agama, demi mewujudkan persaudaraan Islam (ukhuwah Islamiyyah) dan persatuan umat (wihdatul ummah)
“MUI mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan wawasan kebhinnekaan sejati, menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, mencintai dan menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyyah),” serunya.
Di tahun politik sekarang ini semua pihak khususnya elit politik hendaknya bisa menahan diri dalam mengekspresikan politiknya termasuk dalam menyampaikan pernyataan pendapat agar tidak membuat suasana semakin panas, tegang dan penuh dengan kecurigaan.
“Perbedaan pilihan tidak harus diwarnai dengan saling menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoax dan ujaran kebencian. Karena hal tersebut selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan kita. Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah tetap terpelihara,” katanya.
Karena itu, MUI mengingatkan kepada para penyelenggara negara, bahwa tujuan dibentuknya NKRI adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Tujuan yang luhur tersebut, menurut pandangan kami belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, kepada pemerintah harus lebih sungguh-sungguh bekerja dan berpihak kepada kepentingan rakyat kecil sehingga kesenjangan dan ketidakadilan dapat segera diatasi,” tandasnya.
MUI, simpul Zainut, mengajak kepada seluruh bangsa Indonesia agar menjadikan Tahun Baru Islam 1440 Hijriah sebagai tahun kepedulian sosial terhadap sesama.
Untuk hal itu, MUI mengimbau kepada para dermawan (aghniya), pengusaha baik BUMN maupun swasta untuk menggalang solidaritas nasional dalam rangka meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah khususnya di Lombok Nusa Tenggara Barat.
“Hal tersebut sebagai bentuk refleksi dari nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, kepedulian dan saling menolong antarsesama dalam kebajikan dan ketakwaan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang adil, bahagia, sejahtera lahir dan batin,” tutupnya.
Ahmad Zuhdi