Pak jenderal Dudung mengatakan bahwa dia berd’oa dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Itu bukan masalah. Tapi yang jadi masalah dan banyak dikritik, bahkan dikecam adalah ketika beliau mengkataan, ” Tuhan bukan orang Arab “
Wartapilihan.com, Depok– Kalau tidak salah perkataan itu sebenarnya telah diucapkan oleh Ade Armando sekitar dua bulan sebelumnya.
Tapi karena Ade Armando hanya seorang dosen biasa yang juga mengais rezeki sebagai buzzer, reaksi kaum muslimin tidak terlalu keras.
Ade Armando hanya dianggap sebagai orang yang tidak mengerti, tidak berkompeten untuk bicara soal agama.
Tapi, ketika pak Dudung yang mengatakan perkataan tersebut, reaksi umat Islam menjadi sangat keras, karena dia seorang jenderal.
Dalam tulisan pendek ini saya tidak menyinggung hal-hal yang menyangkut pak Dudung dan Ade Armando pribadi terlalu jauh, tapi saya hanya ingin mengatakan bahwa siapa pun orangnya yang mengucapkan perkataan demikian itu adalah sangat tidak pantas, tidak etis, karena ucapan itu memiliki makna bahwa Tuhan adalah manusia, hanya saja bukan orang Arab.
Perkataan seperti itu dalam agama Islam disebut istihza, bermain-main dan berolok-olok dalam agama.
Apalagi yang dibikin olok-olok itu adalah Allah subhanahu wa ta’ala, maka itu termasuk ke dalam dosa besar yang menurut hukum Islam adalah merupakan pelanggaran terhadap tauhidullah, karena menurut aqidah tauhid sesungguhnya Allah maha mulia dan maha tinggi. Tidak ada sesuatu yang setara dengan- Nya ( Al-Ikhlas ayat 4 )
Dan orang yang mensetarakan Allah dengan manusia maka dia harus bertobat karena masalah ini masuk ke dalam koridor nawaqidul Iman wal Islam, yaitu pembatalan keimanan dan keislaman.
Kalau dia tidak mau bertobat maka terhitung sebagai seorang yang murtad !
Adapun masalah istihza ini seringkali diperbuat oleh banyak orang dengan sengaja ataupun dengan tanpa sadar.
Pernah terjadi, ada seseorang yang mengajak orang-orang yang lagi asyik bermain catur untuk segera menunaikan shalat, eh salah seorang dari orang-orang yang diajak itu malah menjawab dengan bercanda, ” Sampaikan salam saya ya ! “.
Maksudnya, minta disampaikan salamnya kepada Allah.
Dia tidak sadar kalau dia telah beristihza, berolok-olok dalam agama dan telah membatalkan keimanannya tanpa ia sadari.
Ada juga artis yang mengatakan, ” Tidak apa-apa aku masuk neraka, kan bisa ketemu si fulan dan si fulan yang terkenal ”
Lalu ada lagi yang mengatakan, ” Di neraka enak ngudut ( merokok ). Nggak susah cari api ..”
Canda-canda macam ini tanpa sadar menjerumuskan kepada kekufuran.
Di dalam sirah Nabawiyah dikisahkan ada seseorang yang mengejek para sahabat penghafal Al-Qur’an.
Dia berkata begini, ” Mereka itu banyak makannya, gendut perutnya, banyak tidurnya dan lemah jihadnya …”
Seketika itu bangkit seorang sahabat seraya berkata dengan tegas.
” Kamu berdusta ! Akan kusampaikan kepada Rasulullah ! ”
Sahabat itu lantas berlari menemui Rasulullah, dan si pengejek itupun ikut berlari menyusul.
Syahdan, waktu itu Rasulullah sedang menunggang ontanya. Beliau telah mendapat wahyu mengenai hal tersebut.
Maka ketika sahabat yang datang berlari itu menyampaikan aduannya kepada Rasulullah, Rasulullah lantas mengatakan bahwa dirinya sudah tahu dengan apa yang diadukan itu.
Sementara itu, orang yang mengejek itu memegang tali kekang onta Nabi, dia minta maaf dan sambil berkata ; “Saya hanya bercanda ya Rasulullah. Pikiran dan perasaan suntuk saya telah membuat saya mengatakan demikian itu ..”
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam lantas membacakan wahyu yang baru diterimanya, ” Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika kami memaafkan sebagian dari kamu ( karena telah bertobat ), niscaya Kami mengazab golongan ( yang lain ) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang ( selalu ) berbuat dosa !” ( At Taubah 66 ).
Sepupu dan sahabat Nabi, Ibnu Abbas Radhiallahu Anhu menceritakan bahwa orang tersebut tersadung-sandung sambil memegang tali kekang onta Nabi.
Jadi, pahamilah, bahwa beristiza ( berolok-olok ) dengan agama dapat membuat seseorang jatuh ke dalam kekafiran.
Padahal orang tersebut ( yang dikisahkan dalam sirah Nabawiyah ) hanya mengejek sebagian sahabat penghafal Al-Qur’an, sedangkan dewasa ini tak sedikit orang dan para buzzer yang mengais rezeki dengan berolok-olok ( melecehkan ) terhadap umat Islam, terhadap para ustadz, para ulama dan bahkan terhadap Rasulullahlah ataupun Allah subhanahu wa ta’ala.
Oleh karena itu ulama sepakat bahwa berolok-olok masalah apa yang melekat pada orang Islam karena ia mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah seperti berjenggot dan jilbab adalah perbuatan kufur yang dapat membatalkan keimanan dan keislaman.
( Iwan Hasanul Akmal )