Ingin Secantik Barbie?

by
foto: https://www.instagram.com/p/BhWwKwbgiuu/?r=wa1

Belakangan tengah viral seorang remaja gadis Brazil (11 tahun) yang melepas kelopak mata boneka yang berwarna biru dan ia tempelkan ke matanya. Ia pun mengeluh kesakitan sambil menangis. Untungnya kelopak mata biru boneka tersebut dapat dilepaskan. Mengapa?

Wartapilihan.com, Jakarta – Barbie bagai mainan sepanjang jaman. Sejak dulu, Barbie tidak pernah bosan dimainkan sebagai mainan bagi anak perempuan di seluruh belahan dunia.

Barbie juga merupakan salah satu mainan paling laris di dunia. Produsen barbie, Mattel, menyebutkan bahwa setiap 9 dari 10 anak perempuan di Amerika Serikat memiliki barbie dalam koleksi mainannya.

Hal itu disampaikan Elly Risman, pakar parenting. Ia mengungkapkan, di Indonesia sendiri, angka penjualan barbie memang tidak sebesar di Amerika Serikat. Namun mainan boneka perempuan pasti masuk daftar mainan yang paling diinginkan anak perempuan.

“Bukan hanya barbie, tapi berbagai jenis boneka putri lainnya, seperti Frozen,” kata Elly, dalam Facebook Yayasan Kita dan Buah Hati, Selasa, (10/4/2018).

“Dekatnya boneka perempuan ini dengan anak-anak sangat memengaruhi citra diri anak. Apalagi pada usia 6-10 tahun, ketika konsep diri anak sangat dibentuk,” Elly melanjutkan.

Helga Dittmar, peneliti dari Universitas Sussex menyebutkan bahwa boneka memengaruhi alam bawah sadar anak perempuan tentang wanita yang ideal.

Boneka membentuk konsep cantik dan sempurna dalam diri anak. Dalam pikirannya, anak berangan-angan untuk memiliki tubuh seperti boneka yang ia mainkan, seperti dalam kasus video yang viral tersebut.

“Lalu pesan apa yang disampaikan lewat bermain barbie? Dalam kemampuan berpikir anak yang belum sempurna, Barbie diterima sebagai konsep wanita yang cantik itu wanita yang kurus. Bahkan sangat kurus. Tubuh barbie sebenarnya sangatlah tidak sehat,” ungkap Elly prihatin.

Jika boneka barbie ini wanita yang nyata, ia akan setinggi 168 cm dan beratnya 54 kg. Ukuran tubuh barbie ini sangat tidak sehat. Ia lebih kurus dari pasien penderita anoreksia, yakni orang yang menolak makan agar tetap “kurus” hingga sangat kurus bahkan tersisa tulang saja.

Elly juga mengutip penelitian dari Finlandia yang dilakukan Rintala dan Mustajoki, wanita seperti barbie tidak mungkin bisa menstruasi saking sedikitnya lemak dalam badannya.

“Memang tidak semua anak benar-benar dipengaruhi oleh boneka. Faktor lingkungan dan komunikasi dengan orang tua juga berpengaruh. Namun ada anak-anak yang rela lapar agar bisa jadi seperti barbie,”

Tak hanya remaja Brazil 11 tahun, ada kasus lain, seperti Dana, anak 8 tahun di Inggris, yang makan sangat sedikit sampai-sampai harus dirawat di rumah sakit.

L.M. Groesz, PhD. menyebutkan, boneka yang sangat kurus berakibat negatif pada citra diri tubuh wanita. Perempuan mengalami penurunan kepercayaan diri dan semakin tidak puas akan tubuh yang ia miliki.

“Padahal proporsi tubuhnya sebenarnya wajar dan baik-baik saja,” tukas Elly.

Kendati demikian, Elly menekankan bukan berarti orang tua harus melarang anaknya bermain boneka seperti Barbie. Namun, orang tua perlu menyadari bagaimana pengaruh mainan terhadap anak.

“Boneka akan sangat memengaruhi kepercayaan diri anak Anda. Bijaklah memilih mainan untuk anak,” paparnya.

Setelah orang tua mengetahui dampak mainan terhadap psikologi anak, orang tua bisa berdiskusi dengan anaknya tentang hal ini.

Menurut Elly, orangtua perlu mengatakan pada anak, parameter “cantik” yang benar adalah anak yang baik hati, mampu menjaga diri, memelihara diri tetap bersih dan sehat, menyayangi sesama, menghormati orang yang lebih dewasa, dan perilaku “cantik” lain yang ingin Ayah Bunda tanamkan kepadanya.

“Katakan padanya bahwa putri kita cantik dengan sempurna karena kita melihat anak kita memang anak yang baik dan berperilaku “cantik”. Katakan juga padanya bahwa Barbie adalah sesuatu yang tidak nyata. Sesuatu yang nyata akan selalu lebih baik daripada yang tidak nyata,” imbuh Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati ini.

Maka, anak dapat berpikir kritis juga jika orang tua memberikan arahan. Dengan mainan yang sesuai dan komunikasi yang baik, Elly sangat yakin, anak perempuan kita akan tumbuh penuh percaya diri.

 

Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *