Indonesia Potensial Jadi Negosiator Kemerdekaan Kashmir

by
Kedubes Pakistan gelar Seminar Kashmir Solidarity Day di ruang Arifin Panigoro, Universitas Al Azhar Indonesia, Selasa (7/2). Foto: Nur Oktaviani

Wartapilihan.com, Jakarta –  Kedutaan Besar Pakistan bekerjasama dengan Universitas Al Azhar Indonesia mengadakan Seminar Kashmir Solidarity Day di ruang Arifin Panigoro, Universitas Al Azhar Indonesia, Selasa (7/2).

Seminar ini menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Wakil Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Dr. Ir. H. Ahmad Lubis, M.Sc, Duta besar Pakistan untuk Indonesia, Mr, M. Aqeel Nadeem, Ketua Forum Solidaritas Kashmir, Drs. Zahir Khan, Anggota Komisi I DPR Almuzzamil Yusuf serta Anggota Komisi VIII DPR Ikhsan Lubis. Acara ini juga dihadiri oleh beberapa kalangan seperti pelajar Madrasah Aliyah, mahasiswa, majelis ta’lim maupun umum.

Menurut Ahmad Lubis, seminar ini diadakan untuk memberi pencerahan kepada masyarakat bahwa Indonesia berpotensi menjadi negosiator untuk kemerdekaan Kashmir di tingkat internasional serta memberi wawasan terutama untuk kalangan pelajar bahwa mahasiswa Indonesia juga berpotensi untuk belajar mengenai konflik di Kashmir.

Selain itu, menurut Zahir Khan selaku ketua Forum Solidaritas Kashmir, seminar ini merupakan bentuk peringatan untuk Hari Solidaritas Kashmir yang jatuh Ahad (5/2) lalu serta merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat dunia, khususnya Indonesia untuk memahami permasalahan rakyat Kashmir yang telah mengalami penjajahan oleh India sejak 27 Oktober 1947.

Zahir Khan menjelaskan asal usul sengketa Kashmir yang telah berlangsung sejak 70 tahun lalu. Setelah lepas dari Inggris, semenanjung India dibagi menjadi dua negara, yaitu India yang berpenduduk mayoritas Hindu dan Pakistan yang berpenduduk mayoritas Muslim. Kashmir, sebagai daerah yang berada di antara keduanya sejak 15 Agustus 1947, sebenarnya memutuskan untuk menjadi bagian dari Pakistan karena 80% penduduknya telah menganut agama Islam. Namun, India tidak menyetujui hal tersebut dan menduduki Kashmir sampai hari ini.

“India telah banyak melakukan penjajahan dan terorisme kepada rakyat Kashmir. Tidak ada satu keluarga Kashmir yang utuh” jelas Khan saat diwawancarai Warta Pilihan.

Dalam pidatonya, Zahir khan berharap umat Islam Dunia, khususnya Indonesia, harus berpegang teguh untuk saling menyelamatkan masyarakat muslim. Umat Islam Indonesia diharapkan dapat lebih memahami kasus sengketa di daerah yang dijuluki “Swiss from the East” tersebut, karena merupakan bagian dari permasalahan muslim, sama seperti yang ada di Palestina.

Dalam seminar ini, salah satu narasumber yang merupakan anggota Komisi I DPR, Almuzzamil Yusuf juga menjelaskan kasus Kashmir ini memang mirip seperti Palestina. Sejak 2006 lalu, telah dibentuk di DPR Kaukus khusus mengenai kasus Palestina. Kaukus tersebut melakukan berbagai pendekatan yang mungkin juga dapat diterapkan dalam membantu warga Kashmir.

Pendekatan tersebut dilakukan dengan tiga strategi, yaitu hubungan bilateral parlemen Indonesia dan Pakistan, ekspos budaya dan kasus Kashmir dalam bentuk pameran fotografi di DPR serta pendekatan sosial dari Indonesia untuk mengajarkan hafalan Qur’an di Kashmir.

Terakhir, seminar kemudian ditutup dengan penyerahan buku “Kontribusi Pakistan terhadap Kemerdekaan Indonesia” ditulis oleh Zahir Khan kepada para pembicara seminar yang hadir.

Reporter: Nur Eka Oktavia S.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *