HINDARI PERPECAHAN

by

Mendengarkan dakwah dari ustadz-ustadz MUHAMMADIYAH, NU, PERSIS, AL IRSYAD, SALAFI, HTI, TABLIGH, PKS dan lain-lain organisasi dan jama’ah yang mengklaim sebagai Ahlus Sunnah boleh saja, namun jangan taqlid dan ta’ashshub ( fanatis kelompok ).

Wartapilihan.com, Depok– Dengarkan saja apa yang disampaikan dan tampung saja, dan batu ujian ( barometer ) dari dakwah kelompok-kelompok itu adalah Al Qur’an, As Sunnah, Atsar Sahabat dan Ijma’ ulama.

Apabila kelompok-kelompok itu mengajak kepada ketaqlidan dan fanatisme kelompok maka tinggalkan.
Karena hal tersebut sangat dilarang dan dimurkai oleh Al Qur’an was Sunnah.

Di surah Al An’am ayat 159 :
” Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi bergolong-golongan, sedikitpun bukan tanggung jawabmu ( Muhammad ) atas mereka ”
Ayat Al Qur’an dan Al Hadits yang senada dengan ini, baik yang tersurat maupun tersirat cukup banyak.

Orang-orang yang bergolong-golongan itu merasa tidak cukup dengan Islam ( saja ) tapi mereka tambah dengan klaim nama-nama lainnya di belakangnya atau di depannya, lalu merasa kelompok mereka paling benar.

Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh iman Tirmizi, bahwa Yahudi berpecah belah menjadi 71 golongan, Nasrani menjadi 72 golongan, dan ummat Islam ini menjadi 73 golongan, semuanya di dalam neraka terkecuali satu.

Yang satu itu tentulah pengikut para Nabi dengan iman tauhidnya yang lurus dan bersih dari kesyirikan.

Adapun ta’ashshub atau fanatisme kekelompokan pasti mengandung kesyirikan, yaitu syirik arbab, arbaban min duunillah ( tuhan-tuhan selain Allah ), yaitu para ustadz dan ulama mereka yang mereka puji dan taqlidi sehingga dijadikan oleh mereka sebagai pesaing Allah, Tuhan Yang Esa.

Hati mereka pun jadi tertutup dari kebenaran Islam yang sempuna dan menyeluruh serta bersifat mendunia ( universal ).
Mereka dikungkung oleh kotak sempit yang mereka ciptakan sendiri.

Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan hadits tersebut sahabat bertanya tentang yang satu itu, yaitu firqatun najiyah ( firqah yang selamat ), itu yang bagaimana.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab ; ” Siapa orang yang melalui jalan yang sekarang kutempuh bersama para sahabatku ” ( HR At Thabari dan At Tarmizi ).

Itulah yang selamat.

” wa’tashimuu bihablillaahi jamii’an walaa tafarraquu ”

” Berpegang teguhlah kamu semuanya dengan tali Allah ( Islam ) jangan berpecah belah ” ( QS. Ali Imran 103 ).

( Iwan Hasanul Akmal )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *