Serangan asma bisa terjadi akibat olahraga. Kendati demikian, olahraga sebenarnya dapat menjadi salah satu pengobatan alternatif untuk mengurangi gejalanya.
Wartapilihan.com, Jakarta – Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam European Respiratory Journal, melakukan olahraga rutin selama 12 minggu dapat membuat gejala asma lebih terkontrol.
Menurut dr. Tania Savitri, asma perlu dikendalikan, yaitu dengan menghindari debu, udara dingin, asap rokok sampai polusi udara. Selain itu, meminum obat-obatan yang dianjurkan tetap diminum.
“Alih-alih melakukan olahraga di luar ruangan yang dingin, berdebu, dan penuh dengan polusi, Anda bisa berolahraga di dalam ruangan. Jangan lupa untuk memastikan bahwa ruangan yang Anda pakai untuk olahraga bersih dari debu dan udaranya cukup bersih.
Ketika hendak berolahraga, dr. Tania menganjurkan untuk melakukan pemanasan sebelum berolahraga yang bertujuan agar tubuh tidak kaget. Pemanasan sebelum olahraga bisa dilakukan selama 5-10 menit, tergantung dengan kondisi tubuh masing-masing.
“Pasalnya, pemanasan adalah salah satu cara mencegah asma saat olahraga. Dimulai dari jalan perlahan kemudian dilanjutkan dengan lari-lari kecil selama 30 detik dan istirahat 60 detik. Anda bisa melakukan hal ini 2-3 kali,” kata dia, dilansir dari hellosehat.com, Kamis, (27/9/2018).
Membiasakan menarik napas lewat hidung saat berolahraga juga dapat menjadi pilihan bagi pengidap asma. Ia mengatakan, pada umumnya, ketika berolahraga, orang-orang sering kali menarik napas melalui mulut. Memang, menarik napas dengan mulut akan menarik jumlah udara yang lebih banyak dibandingkan menarik napas lewat hidung.
“Namun berbeda dengan hidung, mulut tidak memiliki rambut-rambut dan rongga sinus seperti hidung yang membantu menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk. Dengan membiasakan menarik napas lewat hidung, Anda akan menjaga udara yang terhirup tetap hangat dan lembab sehingga Anda terhindar dari kumatnya asma,” tekan dia.
Tetap menyiapkan nebulizer dan inhaler ketika berolahraga juga penting untuk dilakukan, namun bila takut untuk memulai olahraga karena asma yang dimiliki, lebih baik konsultasi dan diskusikan hal ini pada dokter.
“Bila lari maraton, basket, atau sepak bola merupakan olahraga favorit Anda, tapi Anda memiliki asma, jangan berkecil hati! Anda tetap bisa melakukan olahraga ini dengan aman. Anda bisa mencegah asma dengan menggunakan obat-obatan seperti short-acting beta-2-agonist (SABA), low-dose inhaled corticosteroid, long-acting beta-2-agonist (LABA), dan higher-dose inhaled corticosteroid,” jelas dr. Tania.
Bila asma kambuh setelah berolahraga, kondisi ini disebut exercise-induced asthma (EIA). Kenapa bisa kambuh? Dilansir dari WebMD, asma yang kambuh tersebut disebabkan olahraga yang terlalu lama, atau jika Anda terlalu banyak mengeluarkan tenaga secara fisik.
“Ketika EIA terjadi pada penderita asma, otot di sekitar jalur udara dalam tubuh akan berubah akibat suhu dan kelembapan, dan bereaksi dengan kontraksi, sehingga jalur udara tersebut menyempit. Kondisi ini menyebabkan penderita asma mengalami gejala seperti batk, sesak, mengi, kelelahan yang tidak biasa dan sesak napas,”
Supaya asma tidak kambuh saat olahraga, dr. Tania menyarankan untuk memilih jenis olahraga yang sesuai, yaitu yang tidak membuat terengah-engah. Beberapa olahraga membuat bernapas lebih cepat dibandingkan olahraga lainnya, contohnya lari jarak jauh, basket, dan sepakbola. “Semakin cepat napas Anda, maka kemungkinan asma kambuh pun semakin tinggi,”
Sementara itu, olahraga yang aman, terang dia, seperti sprint, baseball, voli, angkat beban, gulat, golf, voli, dan yoga. “Jenis olahraga tersebut berlangsung singkat sehingga Anda tidak perlu terlalu sering mengambil napas dan memberikan Anda kesempatan untuk mengatur napas,” pungkas dia.
Eveline Ramadhini