Hari Nakbah, Berdirinya Negara Israel

by

WARTAPILIHAN.COM, Jakarta. Pada tanggal 14 Mei 1948, David Ben-Gurion, Kepala Eksekutif Organisasi Zionis Dunia, mengumumkan pendirian negara Israel. Israel menandainya sebagai “Hari Kemerdekaan” mereka. Sejak saat itu, 15 Mei telah diingat secara internasional sebagai Hari Nakba.

Hari Nakba, seperti dilansir situs middleeastmonitor.com, memperingati pemindahan paksa lebih dari setengah populasi Palestina, yaitu 750.000 orang Palestina diusir dari rumah mereka dan masuk ke kamp pengungsian. Bencana tersebut kemudian menjadi krisis pengungsi terlama di era modern. Hari itu juga diingat oleh masyarakat Palestina di seluruh dunia untuk mengenang akhir yang brutal sampai tiga dekade perjuangan untuk penentuan nasib Palestina yang merdeka. Hak mereka untuk membentuk pemerintahan ditolak pertama kali oleh Inggris dan kemudian dibatalkan oleh sebuah negara Israel yang baru. Sesuai dengan ideologi Zionis, negara Israel, dengan klaim eksklusif atas tanah tersebut untuk orang-orang Yahudi, secara ideologis menentang untuk mengakomodasi sebagian besar penduduk Palestina.

Selain ratusan ribu orang Palestina dipaksa ke pengasingan, lebih dari 600 desa dan kota Palestina rata oleh tanah sebagai upaya untuk memastikan orang-orang Palestina tidak akan pernah kembali ke rumah mereka.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Hampir satu juta orang Palestina telah mengungsi. Beberapa mengalami kesengsaraan di bawah pemerintahan militer di negara Israel yang baru. Mereka dicegah untuk kembali ke rumah mereka, bahkan ketika kekuasaan militer dicabut 20 tahun kemudian dan terus menghadapi diskriminasi yang ekstrem.
Sebagian besar dipaksa masuk Gaza, Tepi Barat, dan negara-negara Arab tetangga. Mereka tinggal di tenda selama bertahun-tahun karena belas kasihan masyarakat internasional. PBB memobilisasi bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Palestina dan membentuk Badan Bantuan dan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Setelah melewati Resolusi 1948 yang meminta Israel untuk mengizinkan orang-orang Palestina kembali ke rumah mereka dan mengahruskan untuk memberi kompensasi kepada ratusan ribu pengungsi atas kerugian mereka, Israel tidak melakukan hal tersebut.
Tujuh puluh tahun dari Nakba, orang-orang Palestina tampaknya berpindah dari satu siklus penindasan ke penindasan yang lain. Mereka tetap tanpa kewarganegaraan dan sebagian besar terus menderita di bawah pendudukan Israel yang brutal.
Reporter: Moedja Adzim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *