Wartapilihan.com, Jakarta – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab menjelaskan, Aksi Bela Islam yang selama ini digelar memiliki tiga target jangka pendek.
Target pertama, kalahkan penista agama di media sosial. “Alhamdulillah laskar cyber Muslim dimana-mana memenangkan pertempuran di alam maya. Karena itu handphone kita harus digunakan terus untuk memperjuangkan Islam,” ujar Habib Rizieq saat berceramah di Ciputat, Tangerang (25/4).
Ia mencontohkan, saat sidang pertama kasus penistaan agama digelar. Saat itu Ahok menangis di pengadilan, dan fotonya langsung disebar para buzzernya Ahok untuk mencari simpati. “Tapi tak lama kemudian ada netizen yang langsung membuat meme buaya sedang nangis, lalu ada juga meme ketika Ahok membentak ibu yang menangis karena rumahnya digusur, sampai ia mengatakan tidak peduli dengan air mata si ibu. Di meme tersebut ditulis, aku juga tidak peduli dengan air matamu di pengadilan,” ungkap Habib Rizieq.
Jadi, kata Habib Rizieq, upaya untuk menarik simpati tersebut buyar dengan perlawanan di media sosial.
Target kedua, kalahkan penista agama di Pilkada. “Alhamdulillah ini sudah tercapai,” tuturnya.
Lalu target ketiga, kalahkan penista agama di pengadilan, yang ini belum tercapai. “Jangan biarkan penista agama dibebaskan. Kalau si penista agama sampai dibebaskan, besok orang akan makin berani menghina Islam, menghina Al Quran. Penghina agama harus dipenjara biar yang lain tidak berani lagi menghina agama,” jelas Habib Rizieq.
“Jadi kita jangan mau kalah, kejar terus dan kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita mengikuti prosedur hukum,” tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengingatkan pemerintah dan aparat penegak hukum agar menghargai langkah umat Islam yang selama ini konstitusional. Ketika ada orang yang menghina Al Quran tetapi tidak langsung main hakim sendiri. Yang dilakukan adalah pelaporan, menempuh proses hukum sampai ke pengadilan.
“Kita tunjukkan betapa santun dan taat hukumnya umat Islam. Karena itu kepada pemerintah khususnya penegak hukum, jangan kau sakiti bangsa Indonesia, jangan kau tidak hargai kesabaran dan kesantunan umat Islam dengan mempermainkan hukum secara tidak adil. Kalau umat terus disakiti, umat bisa marah bahkan main hakim sendiri. Pemerintah harus mencatat itu,” tandas Habib Rizieq. I
Reporter : Saiful