Gumilar Soemantri: Kitab Kuning Simbol Moderasi

by

Wartapilihan.com, Depok – Tokoh intelektual Nadhatul Ulama Prof. Gumilar Somantri menjelaskan, kitab kuning yang digunakan di pesantren-pesantren di Indonesia mengandung cara pandang hidup moderat, sehingga tidak perlu malu karena menganggapnya kuno.

“Secara simbolik, kitab kuning merepresentasikan cara pandang hidup dan praktek moderat. Di dalamnya terkandung wisdom (kebijaksanaan), berpikir positif dan menerima keanekaragaman,” papar Prof Gumilar, di Gedung I, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Selasa sore (2/5). “(Kitab kuning) warisan Rasulullah SAW yang sangat berharga,” lanjut mantan Rektor UI tahun 2012-2017 ini.

Senada dengan Abdillah sebagai Direktur Politeknik Negeri Jakarta, ia menjelaskan kitab kuning dipelajari untuk mendeklarasikan budaya damai di Indonesia, yakni dengan menghargai kehidupan, mengakhiri kekerasan, mengedepankan tindak anti kekerasan. “Hal itu bisa kita lakukan melalui pendidikan, dialog dan kerjasama,” ujar Abdillah.

Abdillah menuturkan, fenomena pada masyarakat Indonesia saat ini ialah terdapat kelompok yang mengaku sangat kebhinekaan, tetapi ada juga yang mengaku sangat beragama. Menanggapi hal tersebut, Abdillah menegaskan, “Kita berada di tengah-tengah, sebagai juru damai,” tukasnya.

Menurut Dr. Muhammad Luthfi, akhlak adalah hal yang mesti dikedepankan dalam beragama. Seperti hadits Rasulullah yang menyatakan “Damai adalah bagian dari akhlak.” Ia menjelaskan, akhlak bagaikan memberikan nilai yang lembut dalam segala hal, “Baik dalam politik, ekonomi, maupun ilmu, kalau kita masukkan akhlak, akan menjadi lembut,” ujar Dr Luthfi.

Kitab-kitab kuning merupakan kitab yang diadopsi dengan bahasa Arab gundul, yang mulanya disebarkan oleh para wali yang menyebarkan Islam di bumi Indonesia. Salah satunya, seperti karya Matsnawi dan Jalaludin Rumi. Salah satunya seperti kutipan pada Matsnawi halaman 115 “Menghancurkan berhala itu mudah, amat mudah. Namun, menganggap mudah menghancurkan hawa nafsu adalah hal yang bodoh sekali.”

Seminar nasional ini bertajuk “Budaya Damai Masyarakat Indonesia dan Relevansinya dalam Kitab Kuning” ini dalam rangka seminar pembuka bagi musabaqah kitab kuning yang sedang diselenggarakan hari ini (3/5) di Masjid Ukhuwah Islamiyah (MUI). Dengan slogannya “Kitab Kuning Goes to UI”, pengadaan lomba ini diikuti hampir 200 peserta dari seluruh Indonesia.
Reporter: Eveline Ramadhini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *