“Pada momentum ini saya mencium pembebasan Masjidil Aqsha,” ujar Ustaz Zaitun Rasmin.
Wartapilihan.com, Jakarta –-Al-Quds adalah jantung dari negara Palestina. Terletak antara Tepi Barat dan Tepi Timur Yerusalem, kota ini menjadi kiblat pertama umat Islam. Dewan Keamanan PBB beberapa dekade terakhir sudah mengeluarkan berbagai resolusi, seperti resolusi 242 tahun 1967 dan 476 tahun 1980 yang menegaskan bahwa pendudukan Israel atas sebagian wilayah Yerusalem adalah batal demi hukum.
Namun, resolusi tersebut ditentang oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, bahkan pada Rabu (6/12) dia mengeluarkan keputusan yang menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan pihaknya hendak mendirikan Kedutaan Besar AS di Yerusalem. Tidak hanya Timur Tengah, negara Barat sampai Indonesia memgecam keputusan Presiden sembrono tersebut melalui demonstrasi.
Rencananya, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) akan melakukan aksi besar-besaran di depan Kedubes AS, Jakarta pada Ahad (17/12) mendatang dengan tagline “Indonesia Bersatu Membela Palestina”.
Ketua GNPF Ulama Ustaz Bachtiar Nasir dalam kesempatan bersama para tokoh di Masjid Raya Pondok Indah, Selasa (12/12), mengajak kaum muslimin untuk mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki mulai dari jiwa, harta, raga, dan seluruh potensi untuk bangsa Palestina.
“Berikan infaq terbaik. Insya Allah, Allah akan ganti berlipat-lipat dan menjadi shadaqah jariyah di akhirat. Siap bela Palestina? Siap berjihad dengan harta? Takbir!,” seru Bachtiar kepada jamaah yang disambut dengan pekikan Allahu Akbar.
Senada hal itu, Ketua Wahdah Islamiyah Ustaz Zaitun Rasmin mengatakan, bantuan dana sangat diperlukan oleh umat Islam Palestina. Dia menjelaskan, kondisi rakyat Palestina yang memiliki kekurangan harta, tapi tetap bertahan untuk membela Masjid Al-Aqsha.
“Pada momentum ini saya mencium pembebasan Masjidil Aqsha. Banyak kaum muslimin yang tidak tahu Al-Quds dan Palestina. Maka jadikan pembicaraan khusus di dalam keluarga dan masyarakat,” ujarnya seraya berharap ke depan lahir mujahid-mujahid dari Indonesia untuk membela Al-Quds, Al-Aqsha, Palestina.
Aktivis Muslimah Peggy Melati Sukma mengingatkan para hadirin bahwa persoalan umat Islam di bumi Palestina bukan hanya persoalan hari ini, tapi terus menerus sampai akhir zaman.
“Bagi kita umat Islam, tidak ada kata menyerah untuk menjaga Masjidil Aqsha dan Negeri Syam. (Palestina) itu tanah suci umat islam. Yerusalem bukan Ibu Kota Israel,” kata Peggy.
Dia mengingatkan janji Allah SWT dalam Q.S Al-Anfal 46 agar umat Islam tidak gentar menghadapi musuh-musuh Allah dan bersabar dalam ketaatan dan ketaqwaan.
“Janji Allah tidak akan meleset. Allah akan persatukan umat Islam di bawah panji Rasulullah. Hari ini, Palestina kembali mempersatukan kita. Apakah kita siap? Takbir,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, KH. Abdullah Gymnastiar alias Aa’ Gym secara spontan menyerahkan jam tangan atau arloji yang masih dipakainya kepada Ustadz Bachtiar Nasir untuk membantu saudara muslim di Palestina. Arloji itu dilelang kepada ratusan jamaah yang hadir di Masjid Pondok Indah. Lelang dibuka dengan angka Rp 1 juta. Kemudian naik menjadi Rp. 50 juta. Pada akhirnya seorang ibu menunjuk tangannya ke atas dan berani membayar arloji milik Aa’ Gym senilai Rp. 99 juta.
Dalam orasinya, Aa’ Gym mengatakan, setiap kejadian bisa menjadi musibah, bisa pula menjadi karunia. Bagi umat Islam, boleh jadi pernyataan Presiden Amerika Serikat itu tidak menguntungkan umat Islam. Tapi, bagi umat Islam yang kuat imannya, ucapan itu justru malah mempersatukan umat Islam sedunia.
“Trump menjadi jalan bersatunya umat Islam sedunia. Ternyata Palestina bisa menggugah, bukan hanya umat Islam di Indonesia, tapi juga dunia. Gunakan momentum ini untuk mendakwahkan soal penjajahan bangsa Palestina. Kita harus ambil bagian. Soal kemenangan itu urusan Allah. Umat Islam harus sabar dalam taat dan menjauhi maksiat serta saat dapat musibah. Seperti kepahitan yang dihadapi saudara kita di Palestina,” ungkap Aa’ Gym.
“Selain kekuatan doa, dan berjihad dengan harta, tidak akan membuat harta kalian berkurang untuk berjuang di jalan Allah,” tandasnya.
Ahmad Zuhdi