Erdogan Makin Panas dengan Eropa

by
Presiden Turki Recep Erdogan. Foto : DW

Wartapilihan.com, Turki – Presiden Turki Recep Erdogan makin keras terhadap Eropa. Setelah marah dengan Belanda, Erdogan kini bermusuhan dengan Jerman. Ia terakhir memuji penahanan jurnalis Jerman di Turki.

Sebelumnya Erdogan menuduh Belanda dan Jerman bertingkah seperti NAZI, setelah kedua negara itu melarang beberapa menteri Turki mengadakan kampanye politik di wilayahnya, untuk referendum April mendatang. Dalam pidato hari Minggu kemarin, Erdogan menuduh Merkel menggunakan metode NAZI terhadap “saudara-saudara Turkinya di Jerman dan saudara-saudaranya yang jadi menteri.”

Menurut situs DW, Erdogan juga mengatakan, reporter Jerman Deniz Yucel yang ditangkap di Turki sebagai “agen teror.” Yucel awalnya ditahan setelah menulis laporan soal sejumlah e-mail yang diduga dikirim dari akun privat Berat Albayrak, Menteri Energi Turki yang juga menantu Erdogan. “Puji Tuhan, dia sudah ditangkap,” demikian kata Erdogan dalam pidatonya. Pemerintah Jerman menuntut pembebasan Yucel dan menampik tuduhan bahwa ia bekerja di Turki sebagai mata-mata Jerman.

Turki juga memberikan reaksi keras terhadap demonstrasi Kurdi yang diadakan di Frankfurt hari Jumat (18/3). Para demonstran mengacungkan bendera Kurdi dan simbol Partai Pekerja Turki (PKK). Mereka juga menyerukan orang Turki lain untuk tidak mendukung pemerintah dalam referendum.

Pemerintah Turki menyebut Berlin munafik, karena memberikan ijin bagi demonstrasi itu, dan sebaliknya melarang kampanye untuk menggalang dukungan bagi pemerintah. Pemerintah Turki juga memanggil Duta Besar Jerman bagi Turki untuk menjelaskan hal tersebut.

Selain itu, Presiden Turki juga berniat memberlakukan lagi hukuman mati di negaranya.  “Saya percaya, atas izin Allah, setelah pemilihan 16 April nanti, parlemen akan melakukan usul rakyat untuk hukuman fisik,” ujar Erdogan seperti dikutip alaraby.co.uk. Untuk menjadi undang-undang, aturan ini harus ada tanda tangan kepala negara. Namun, Erdogan berjanji akan langsung menandatanganinya tanpa ragu..

Turki sendiri sebenarnya sudah menghapus total hukuman mati sejak 2004 sebagai bagian dari keinginan negara ini bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Jadi bila Turki memberlakukan hukuman mati, maka Eropa dipastikan menolak keanggotaan Turki. |

Penulis : Nuim Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *