Wartapilihan.com, Jakarta – Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala melihat pembacokan yang terjadi pada Herman di jalan tol arah Depok ialah karena tidak berupaya menghindari lawan. Hal ini, menurutnya, disebut sebagai victim precipitation situation. “Mengapa demikian, ada beberapa cara melihat. Ketika yang bersangkutan keluar rumah pada tengah malam, maka seyogyanya ekstra hati-hati,” ungkap Adrianus kepada Warta Pilihan, hari ini (9/7/2017).
“Pada saat ada kendaraan yang seperti mengganggu, sebaiknya menghindar saja bukannya malah dihadapi. Lalu, dari kronologi, dikatakan korban keluar mobil dan dikeroyok beberapa orang. Menurut saya, sebaiknya korban pergi saja dan menghindari konflik. Tindakannya yang berani menghadapi penjahat-penjahat itulah yang membuat korban akhirnya benar-benar menjadi korban,” lanjutnya.
Ia menduga, hal ini belum tentu berkaitan dengan kasus Firza maupun Habib Rizieq. Untuk diketahui, Hermansyah merupakan pakar telematika yang sempat akan dijadikan saksi ahli pada kasus tersebut. “Ya, belum tentu (berkaitan). Karena saya dosen, maka kalau saya kena kejadian tertentu, itu mesti terkait dengan kedosenan saya? Kan belum tentu. Logika itu yang perlu dipakai. Media perlu mencerdaskan masyarakat,” Adrianus menegaskan.
Ia berharap agar polisi melakukan lidik dan sidik terkait pembegalan yang terjadi pada Hermansyah. “Jadi berangkat dari TKP. Bukan dari kata-katanya,” ucapnya seraya tersenyum.
Di sisi lain, pakar hukum pidana UI, Heru Susetyo menegaskan, kejadian ini justru bernuansa politis. “Kalau hanya dipukul pakai tangan gak ada masalah, tapi ini sampai dibacok segala. Berarti ada sesuatu yang janggal,” ucap Heru kepada Warta Pilihan melalui sambungan telepon, hari ini (10/7/2017).
“Jangan langsung percaya ini kriminal murni, jelas ini ada unsur politis. Tugas penyidik untuk mendalami, tapi jangan percaya semata-mata murni. Ini bisa disebut organize crime,” tuturnya.
Ia menekankan agar penyidik dapat menelusuri motif pembacokan secara detail. “Polisi mesti mengembangkan penyidikannya , telusuri motifnya apa. Kecuali yang dokter gigi kemarin itu kan pure kriminal. Kalau ini gak pure kriminal. Ini harusnya lebih mudah untuk diselidiki,” tukasnya.
Sementara itu, ketua Ikatan Alumni ITB Jakarta (IA ITB), Abdi Munif menegaskan sikapnya terhadap kasus ini. Mereka mengutuk tindakan biadab dan pengecut yang dilakukan oleh orang/sekelompok orang tidak bertanggung jawab. “Kami juga mendesak Aparat Kepolisian untuk mengusut kasus ini secara profesional dan transparan serta segera menangkap pelakunya,” ungkap Abdi, di Rumah Sakit Hermina, hari ini (9/7/2017).
Selain itu, mereka meminta kasus ini segera dituntaskan, juga meminta Komnas HAM untuk turun tangan mengawasi kasus ini. “Jika tidak dituntaskan dengan cepat dan jelas akan menjadikan suatu bentuk teror baru bagi demokrasi,” tandasnya. II
Eveline Ramadhini