“Semua pihak hendaknya menunggu hasil penghitungan nyata Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memastikan pasangan calon yang dinyatakan menang secara definitif,” ujar Zainut Tauhid Sa’adi.
Wartapilihan.com, Jakarta – Pelaksanaan Pilkada tahun 2018 serentak di 171 daerah seluruh Indonesia berlangsung dengan aman, lancar, damai dan demokratis. Hal tersebut menunjukkan masyarakat semakin matang dan dewasa dalam berdemokrasi.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa’adi meminta masyarakat untuk bersabar dengan hasil perolehan suara Pilkada meski telah muncul angka hitung cepat (quick count) dari berbagai lembaga survei.
“Semua pihak hendaknya menunggu hasil penghitungan nyata Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memastikan pasangan calon yang dinyatakan menang secara definitif,” ujar Zainut di Jakarta, Kamis (28/6).
Selain itu, Anggota DPR RI Komisi IV ini menyerukan kepada paslon pemenang Pilkada versi quick count dimohon untuk dapat mencegah euforia pendukungnya untuk merayakan kemenangan secara berlebihan, karena hal tersebut dapat melahirkan sikap antipati bagi pihak yang kalah.
“Tugas terberat pertama yang harus diselesaikan oleh paslon pemenang pilkada ialah melakukan islah atau rekonsiliasi sosial antarwarga yang selama proses pelaksanaan pilkada terjadi berbagai perbedaan, baik perbedaan pilihan paslon maupun perbedaan sikap dan pandangan politik,” saran dia.
Karena itu, MUI mengajak kepada semua pihak untuk menghormati hasil Pilkada karena itu adalah hasil pilihan rakyat dari sebuah proses demokrasi yang harus dijunjung tinggi.
“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada aparat penyelenggara Pilkada, baik itu KPUD, Bawaslu dan aparat keamanan yang sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, profesional dan penuh tanggung jawab sehingga Pilkada berjalan dengan tertib, aman, lancar dan penuh kegembiraan. Semoga Allah SWT membalas semua amal kebajikannya dengan pahala yang berlipat,” tutupnya.
Senada dengannya, Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, kelancaran Pilkada 2018 membuktikan rakyat sudah dewasa dalam berdemokrasi. Sekarang giliran para calon yang berkompetensi menujukkan kemulian hati.
Para calon dan pendukungnya yang unggul versi hitung cepat, lanjut Fahira, harus menjaga sikap karena hitung cepat bukan hasil final. Sementara calon yang persentasenya suaranya di bawah, menenangkan pendukungnya dan tetap mengawal proses pilkada hingga nanti KPU menetapkan pemenang.
“Para calon yang unggul versi hitung cepat, harus terus ingatkan pendukungnya bahwa ini bukan hasil resmi. Pemenang yang menentukan adalah KPU. Calon yang persentasenya di bawah juga harus mengajak pendukungnya untuk dewasa menyikapi hasil hitung cepat. Sehingga apapun nanti yang ditetapkan KPU, termasuk jika berbeda dengan hasil hitung cepat semua pihak menerima. Pilkada bukan segalanya, keakraban kita sebagai warganegara-lah yang utama,” ujar Fahira di sela-sela memantau persiapan Asian Games di Kota Palembang, Kamis (28/6).
Senator Jakarta ini juga mengucapkan selamat kepada pasangan calon yang unggul versi hitung cepat. Diantaranya kepada Khofifah di Jatim, Ganjar di Jateng, Zulkieflimansyah di NTB, Edy Rahmayadi di Sumut, Bima Arya di Kota Bogor, dan para calon di daerah lain yang unggul versi hitungcepat.
“Terus ingatkan pendukung bahwa hasil resmi adalah versi KPU. Ini penting agar jika ada hasil ada hitung cepat yang berbeda dengan hasil KPU semua pihak bisa berbesar hati, terutama di daerah di mana selisih suara antar calon sangat tipis,” pungkasnya.
Ahmad Zuhdi