Islam mengajarkan tentang kebersihan. Islam memandang bahwa memelihara kebersihan adalah masalah penting yang wajib diperhatikan dan dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk kebersihan pakaian dan sarana ibadah yang harus suci dari najis.
Wartapilihan.com, Jakarta –Kebutuhan akan adanya deterjen halal disambut positif oleh produsen. Salah satunya adalah PT Total Chemindo Loka yang meluncurkan deterjen halal merek Total. Deputi CEO PT. Total Chemindo Loka, F. Gunawan mengungkapkan, keputusannya masuk ke segmen deterjen halal berawal dari strategi perusahaannya mereposisi merek. Seperti diketahui, selama ini deterjen Total dikenal sebagai deterjen yang membersihkan. Di pasaran, ada berbagai jenis deterjen, diantaranya deterjen aromatic, higienis, pembersih, serta deterjen pelembut.
“Dari berbagai jenis deterjen itu, perusahaan merasa perlu keluar dari peta pasar itu untuk bisa bersaing, dan akhirnya kami memutuskan untuk merubah posisi dari deterjen yang
hanya pembersih ke fashion care detergent,” ujar F. Gunawan seperti dilansir Divisi Informasi Halal LPPOM MUI kepada Warta Pilihan.
Gunawan menambahkan, berdasarkan data proyeksi tahun 2015, bahwa penduduk Indonesia berjumlah 255 juta jiwa. Dari data tersebut, terdapat 49% atau 127 juta jiwa adalah perempuan. Di sisi lain, penduduk Indonesia mayoritas muslim dan merupakan terbesar di dunia sekitar 87%. Artinya ada 222 juta penduduk beragama Islam, dan sekitar 110 juta diantaranya adalah perempuan muslim sebagai pengguna fashion care.
Terlepas dari fakta bahwa deterjen termasuk produk non-food dan tidak dimakan, menurut Gunawan, pihaknya beranggapan bahwa selama ini deterjen tidak jelas bahan bakunya, apakah halal atau tidak. “Atas dasar itu, kami mengajukan produk kami ke LPPOM MUI untuk diperiksa dan akhirnya memperoleh sertifikat halal,” kata Gunawan.
Dengan adanya sertifikat halal untuk produknya, Gunawan berharap, di samping produk tersebut nyaman digunakan, bersih, wangi dan lembut, deterjen tersebut juga memberikan rasa aman kepada pengguna, karena kehalalannya sudah melalui tahap pengkajian dan pengujian oleh para ahli di LPPOM MUI maupun MUI.
Menurut Kepala Bidang Auditing Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM MUI), Dr. Ir. Mulyorini R. Hilwan, M.Si., sangat perlu untuk mewaspadai sumber bahan pembuat deterjen dengan memperhatikan titik kritis keharamannya. Bahan-bahan yang lazim terdapat dalam deterjen, antara lain: surfaktan, enzim, fatty acid dan soap base, parfum dan solubilizer, dan pewarna.
“Surfaktan merupakan bahan utama dalam deterjen yang bersifat menurunkan tegangan permukaan sehingga berfungsi untuk melepaskan kotoran/noda. Jenis surfaktan dewasa ini banyak pilihan. Sumber bahannya bisa berasal dari turunan minyak atau lemak. Sumber minyak atau lemak inilah yang perlu dipastikan berasal dari hewan halal dan dengan disembelih secara syar’i,” jelas Mulyorini.
Selain surfaktan, lanjutnya, enzim digunakan sebagai aditif dalam deterjen
untuk membantu meningkatkan daya bersih. Jenis enzim yang digunakan dalam deterjen adalah lipase, protese dan amilase. Pada dasarnya, kata dia, pengotor bisa berasal dari lemak, sehingga lipase akan mempermudah penguraian lemak yang menempel dan harus dibilas dengan air. Demikian juga protein dan protease bisa menguraikan
protein tersebut. Selain itu, pengotor bisa berasal dari pati atau karbohidrat, dan amilase berfungsi untuk menguraikan karbohidrat tersebut. Setelah diuraikan enzim, maka akan lebih mudah terlepas dari bahan yang dicuci dan mudah dibilas.
“Titik kritis enzim terdapat sumber enzim tersebut, bisa berasal dari tanaman, hewan aupun proses mikrobial. Apabila enzim berasal dari hewan, maka perlu dipastikan berasal dari jenis hewan yang halal dan disembelih secara syar’i. Dan apabila enzim tersebut berasal dari mikrobial, maka media pertumbuhannya berasal dari babi atau bahan haram dan najis lain yang tidak dapat disucikan secara syari,” paparnya.
Selain itu, tambah Mulyorini, fatty acid dan soap base digunakan dalam beberapa produk deterjen terutama untuk jenis deterjen yang low suds. Bahan ini berfungsi selain meningkatkan daya bersih juga menurunkan busa, yang dibutuhkan untuk jenis mesi cuci bukan depan. Soap base merupakan reaksi antara minyak dan atau lemak dengan basa kuat.
“Sumber bahan fatty acid dan soap base bisa berasal dari turunan minyak atau lemak. Sumber minyak atau lemak inilah yang perlu dipastikan berasal dari hewan halal dan dengan disembelih secara syar’i,” saran dia.
Adapun parfum berfungsi sebagai pengharum merupakan kompleks, dan bisa terbuat dari ratusan bahan yang sumbernya harus jelas. Parfum merupakan bahan additif yang vital dalam deterjen karena sebagai penambah daya tarik, sehingga cucian menjadi wangi. Bahan ini merupakan bahan yang kompleks, bisa terbuat dari ratusan bahan yang sumbernya harus jelas. Oleh karenanya, parfum ini harus sudah mempunyai sertifikat halal. Adapun Solubilizer merupakan bahan yang membuat seluruh komponen penyusun dapat menyatu atau disebut juga emulsifier. Pada umumnya dibuat dari derrivative fatty acid yang bisadimungkinkan berasal dari sumber turunan minyak lemak.
“Oleh karenanya, perlu dipastikan berasal dari hewan halal dan dengan disembelih secara syar’i,” seru dia.
“Sedangkan bahan pewarna biasanya berasal dari sintetik kimia, sehingga
tidak titik kritis keharamannya. Jenis pewarna ini umumnya banyak digunakan karena kestabilan warna yang cukup baik dan ekonomis,” pungkasnya.
Ahmad Zuhdi