Lebah adalah hewan penghasil madu. Inilah yang kita ketahui sejak kecil. Bahkan untuk umat Islam, dalam Al-Qur’an jelas termaktub (QS An-Nahl 68-69), madu sangat berguna, mengandung obat penyembuh untuk manusia.
Wartapilihan.com, Depok– Issue yang kemudian mengganggu adalah bagaimana mendapatkan madu yang benar-benar madu (madu asli & murni). Banyak terjadi pemalsuan dari orang-orang tidak bertanggung jawab.
Salah satu kasus yang cukup heboh adalah terungkapnya pabrik madu palsu yang menggunakan bahan baku molase (limbah pabrik gula). Molase yang tidak layak konsumsi manusia, disulap menjadi madu asli tapi palsu. (Lihat: https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/10/21101131/awas-madu-palsu-mengandung-campuran-bahan-berbahaya-untuk-dikonsumsi)
Konsumen sebaiknya hati-hati dan kritis dalam memilih madu yang akan dikonsumsi. Paling tidak, cari tahu informasi produsennya yang terkait ijin produksi, uji labnya, sertifikat halalnya.
Cara lain, budidaya lebah sendiri! Dijamin yakin asli & murninnya. Bahkan bisa minum madu langsung dengan menyedot dari sarangnya. Ini hanya bisa dilakukan untuk jenis lebah tanpa sengat, yang biasa disebut lebah klanceng atau trigona sp.
Inilah jenis lebah yang direkomendasikan aman untuk dibudidayakan di tengah pemukiman, atau perumahan di perkotaan padat sekalipun.
Perlu diketahui, sebenarnya ada tiga jenis lebah klanceng yang paling banyak dibudidayakan, antara lain:
- Lebah Klanceng Laeviceps
Lebah ini merupakan khas dari Pulau Jawa. Ciri-ciri dari jenis laeviceps memiliki fisik yakni berukuran paling kecil dan berwarna hitam. Laeviceps memiliki pintu masuk bertanda propolis di lubang sarang saja, untuk membedakan pintu masuk dari koloni lebah klanceng lain.
Propolis yang digunakan berwarna cokelat muda dan lengket. Jebakan propolis di luar sarang berguna menghalau musuh alaminya seperti semut, cicak, dan laba-laba. Jenis klanceng Laeviceps ini sering menyerang koloni klanceng lain untuk diambil madunya.
- Lebah Klanceng Itama
Memiliki ciri-ciri tubuh berukuran lebih besar dari jenis laeviceps, produktivitas madu dari jenis itama juga lebih besar. Sarangnya, terdiri dari terompet trigona, batumen, pot telur, pot polen, pot madu dan larva.
Terompet Itama berwarna hitam kecokelatan menonjol dengan lubang sebagai jalan menuju pintu masuk sarang mirip corong. Terompet lebah klanceng Itama dilengkapi beberapa jebakan propolis berwarna kecoklatan yang lengket.
- Lebah Klanceng Biroi
Jenis lebah ini berasal dari endemik Sulawesi. Lebah yang satu ini juga memang tidak menyengat, tetapi sangat agresif. Biroi memiliki ciri-ciri tubuh sangat mirip Laeviceps, namun sedikit lebih kecil dan thorax bagian belakangnya sedikit berbulu serta mengeluarkan bau khas tubuhnya.
Selain 3 jenis tersebut, sebenarnya masih banyak jenis lebah klanceng lain. Namun saat ini keberadaannya sudah sulit ditemukan.
Yang menarik dan spesifik dari lebah klanceng trigona ini adalah, kita tidak perlu kuatir akan disengat selama proses budidaya. Karena memang lebah ini tidak punya sengat.
Kelebihan lain, lebah klanceng trigona tidak perlu digembalakan (diangon). Pada proses budidaya madu biasa, seringkali harus menggembalakan lebah menuju kawasan tertentu yang sedang musim bunga. Cara ini terbilang merepotkan. Sebab, tak jarang para penggembala lebah madu harus keluar wilayah lintas provinsi dengan membawa ratusan kotak sarang (glodog) demi mengejar musim bunga tertentu demi mendapatkan panen madu yang maksimal. Ini tentu makan waktu dan biaya.
Peternak madu klanceng trigona bisa menempatkan sarang di satu tempat dan mengandalkan tanaman yang ada di sekitarnya sebagai sumber nektar. Tubuh lebah klanceng yang mungil unggul dalam hal mobilitas. Lincah keluar masuk mahkota bunga yang ukurannya kecil, bahkan bunga tanaman semak dan tanaman liar lain yang susah dijangkau oleh lebah madu biasa yang tubuhnya lebih bongsor.
Hanya saja, mengkondisikan ketersediaan tanaman sumber makanan bagi trigona tentu akan lebih baik. Lebah klanceng akan suka jika di sekitar sarang banyak terdapat tanaman yang berbunga sepanjang tahun. Contohnya adalah talok, airmata pengantin, pisang, kelapa, dan lain-lain. Terlebih jika ada tanaman buah yang bervariasi dan punya musim yang berbeda. Semakin banyak bunga di sekitar sarang, bunga apa saja, itu akan semakin baik bagi klanceng. Selain itu lebah trigona juga membutuhkan tanaman bergetah seperti mangga, nangka, sukun, kluwih dan sebangsanya.
Harga madu klanceng di pasaran harganya 3-4 kali lipat lebih mahal dari madu biasa. Harga madu klanceng per liter mencapai Rp 350 ribu – Rp 400 ribu. Jika dijual secara eceran dalam kemasan botol kecil, harganya bisa lebih tinggi lagi.
Menimbang manfaatnya, madu klanceng punya segudang manfaat. Nutrisi yang tinggi sangat bagus untuk menjaga kesehatan organ-organ tubuh dan menambah stamina. Komposisi propolis dan bee pollen yang lebih tinggi dibandingkan unsur gula pada madu klanceng, menyumbang kandungan nutrisi dan tekstur rasa yang khas. Karena itu pula, madu klanceng direkomendasikan bagi penderita diabetes dan hipertensi.
Komposisi senyawa gula pada madu klanceng disebut lebih ramah bagi penderita diabetes. Manfaat lainnya, sejumlah kesaksian menyebutkan, madu klanceng bisa untuk obat luar bagi penyakit gatal-gatal dan eksim di kulit.
Jenis Lebah trigona mana yang direkomendasikan?
Dari seorang kawan yang sudah berkecimpung lama di dunia perlebahan, Kang Akso Diana (https://www.instagram.com/alaqsohoneybee/), mendapat insight menarik pada obrolan senin (21/2/2022) pagi lalu…
Kang Akso merekomendasikan budidaya trigona Itama saja, karena produktifitasnya lebih tinggi daripada laeviceps.
Penulis dan beberapa kawan yang coba-coba budidaya lebah madu trigona, memang biasanya mulai dengan jenis Laevicep. Mungkin karena harga 1 koloninya di marketplace hanya di kisaran 150-200rb saja. Tapi ya…produktifitasnya rendah. Seorang kawan sempat berujar: “madunya dikit banget!”
Menurut Kang Akso, laevicep hanya menghasilkan maksimal 100 – 200 gr dalam 3 bulan. Sementara, jenis Itama dalam rentang waktu yang sama bisa menghasilkan madu 1.5-2.5kg!
“Hitungan tersebut dengan syarat, kondisi lahan yang sangat cukup pakannya”, tegasnya.
Budidaya lebah trigona sebaiknya diintegrasikan dengan program penghijauan, sehingga kecukupan pakannya terpenuhi.
Mempertimbangkan daya jelajah lebah trigona yang terbatas (karena ukuran tubuhnya kecil) dan persaingan antar koloni dalam memperoleh pakan , selain memperbanyak tanaman sekitar lokasi budidaya, bisa juga dengan menempatkan koloni-koloni lebah trigona di banyak tempat.
Menurut situs paktanidigital.com, daya jelajah trigona sp terbatas pada radius 500 meter dan tinggi terbang 30 meter. Karena itu, tanaman sumber pakan seperti bunga-bungaan dan buah-buahan, harus diperbanyak. Lebah ini akan melahap berbagai bunga seperti jambu air, kelengkeng, jeruk, kelapa, belimbing, kaliandra, mahoni, aren, pepaya, dan sebagainya.
Menurut Prof Parikesit dari Universitas Padjadjaran (https://youtu.be/TyEmPchPYLM), hasil penelitian menunjukkan, setidaknya terdapat 400 jenis tanaman yang suka dikunjungi lebah trigona ini. Karena beragamnya sumber pakan inilah yang membuat rasa madu trigona di suatu lokasi, memiliki keunikan tersendiri. Dan ini yang justru menarik.
Jadi, bila ingin budidaya lebah yang cocok untuk dilakukan di sekitar rumah kita, Lebah Klanceng Trigona layak dicoba. Dijamin mendapat madu murni dan asli, bahkan bisa jadi usaha produktif.
Wallahu A’lam
Abu Faris
Certified of Permaculture Design Course, Bumi Langit Institute