Upaya meminimalisir bullying yang dalam Bahasa Indonesia disebut penindasan atau perisakan masih menjadi sebuah masalah. Sistem “Buddy” merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan.
Wartapilihan.com, Jakarta – Hal tersebut disampaikan oleh Yuli Pinasthi, pendiri Sekolah Alam Kampung Sawah, di bilangan Depok, Jawa Barat. Ia menjelaskan, sistem “Buddy” akan mengajarkan bahwa hidup ini bukan tentang diri sendiri, bahwa setiap manusia memang ditakdirkan untuk saling membutuhkan sesama manusia.
“Meminimalisir Bullying dengan menjadikan kakak-kakak kelas sebagai “Teman Baik” bagi adik kelas,sistem Buddy ini kami terapkan di sekolah sebagai langkah untuk mencegah terjadinya bullying,” kata Yuli, Rabu, (25/7/2018).
Sekolah, tutur Yuli, bisa jadi menjadi tempat tumbuh suburnya bullying jika pencegahan sedari dini tidak dilakukan. Pasalnya, bully tidak hanya terjadi antar murid saja, tetapi bisa jadi guru juga menjadi pelaku bullying terhadap muridnya sendiri baik itu secara verbal maupun fisik.
“Dampak-dampak bullying dapat mengancam pihak yang terlibat, baik anak-anak yang di-bully, anak-anak yang mem-bully, maupun anak-anak yang menyaksikan bullying, bahkan sekolah. Bullying dapat membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental anak. Pada kasus yang berat, bullying dapat menjadi pemicu tindakan yang fatal, seperti bunuh diri,” terang lulusan Politeknik Negeri Malang ini.
Untuk menghindari hal tersebut, jelas dia, di Sekolah Alam Kampung Sawah mulai diterapkan sistem Buddy dalam rangka menjadikan kakak-kakak kelas sebagai penolong bagi adik kelasnya, dalam beberapa kegiatan outdoor (luar ruangan) maupun indoor (dalam ruangan).
“Kami berusaha membagi rata jumlah siswa perkelas untuk dijadikan dalam satu team, maka dalam permainan/games tidak ada lagi team kelas 1, 2 maupun 3,yang ada adalah team yang berisi kebersamaan,” tegasnya.
Di akhir Yuli mengatakan, sudah cukup banyak sekolah yang menerapkan sistem Buddy ini yang dinilai dapat membantu meminimalisir bully.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Annisa Nur Ikhsanah pada tahun 2017 dikatakan, implementasi Program Buddy yang dilakukan di SD Kristen Kalam, Kudus Yogyakarta berdampak pada penurunan perilaku bullying dan juga peningkatan terhadap karakter siswa. Implementasi program Buddy yang dilakukan oleh Tim Kerohanian ini didukung oleh sarana prasarana yang memadai, dukungan dari orangtua, guru dan juga karyawan.
Sementara itu, dalam penelitian lainnya yang dilakukan oleh Resis Supiyani pada tahun 2016, perilaku bullying dapat diturunkan oleh peserta didik setelah dilakukan layanan bimbingan konseling dan juga layanan informasi bullying di SMA Negeri 14 Bandar Lampung. Dengan demikian, beberapa cara sesungguhnya dapat dilakukan, baik secara internal pribadi yang perlu diberikan arahan dari orangtua dan guru, juga secara eksternal melalui kebijakan, seperti misalnya kebijakan “Buddy” dan juga bimbingan konseling yang dapat dilakukan di sekolah.
Eveline Ramadhini