Brigjen Rikwanto : Penguasa Pasti Punya Media

by
Brigjen Rikwanto saat menjadi narasumber di Wisma Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta hari ini (5/4). Foto : Zuhdi

Wartapilihan.com, Jakarta – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen (Pol) Rikwanto mengatakan, dalam beberapa hal Indonesia tidak bisa berdiri sendiri, seperti ilmu pengetahuan, ekonomi termasuk media sebagai pilar keempat demokrasi. Demikian dikatakan lulusan Akpol tahun 1988 ini saat perayaan 35 tahun media Sentana di Wisma Bhayangkari Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/4).

“Indonesia tidak berdiri sendiri, mau tidak mau Indonesia adalah bagian global, contoh Tax Amnesty, ada pengaruhnya juga terhadap global. Aksi dengan nomor cantik 112, 411, 212 terakhir 313 juga menjadi sorotan global karena pemberitaan di media,” paparnya.

Menurutnya, demokrasi dan perkembangannya seperti ekonomi, ilmu pengetahuan sampai gaya hidup semua mengarah ke Barat. Tetapi sekarang agak condong ke Timur yaitu Jepang dan Cina.

“Negara demokrasi sering mengalami resistensi, karena berdasarkan Pancasila.
Dampak globalisasi dan demokrasi terhadap legislatif, eksekutif, yudikatif termasuk media sebagai pilar keempat sangat terasa. Yang paling berkuasa bukan ulama atau presiden, tetapi media,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan pers merupakan jendela masyarakat, pers bisa membuat kritik sosial, memberikan pendapat berdasarkan informasi yang ada, dan menegakkan keadilan.

“Peran pers sangat luar biasa, namun dibalik itu sangat besar tanggungjawabnya. Peran pers adalah membuat pencerdasan kepada bangsa bukan pembodohan,” lanjut Perwira Tinggi kelahiran Medan ini.

Rikwanto meyakini, di seluruh dunia, penguasa pasti punya media. Alangkah naif penguasa, orang penting tidak dekat dengan media. Maka tinggal menunggu kehancuran.

“Belajar dari keadaan pasca reformasi, banyak sekali media yang berkembang, pers juga lembaga ekonomi, kontrol sosial, pendidikan, hiburan dan lain sebagainya. Keseimbangan harus dijaga, pers merupakan tonggak demokrasi, bukan demo crazy, kuncinya adalah kemauan,” tandas Karopenmas Divhumas Polri sejak 14 November 2016 lalu.

Terakhir, ia berharap pers menjadi mitra kepolisian baik dalam kejadian suatu kasus maupun keresahan yang berkembang di masyarakat karena informasi yang simpang siur.

“Polisi tidak mungkin dapat menyampaikan keberhasilannya kepada masyarakat tanpa melalui pers, masyarakat juga membutuhkan informasi dari pers. Pers bertanggungjawab menjaga NKRI dari perpecahan bangsa,” pungkasnya. |

Reporter: Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *