Wartapilihan.com, Jakarta – Dalam Diskusi Nasional di Cikini hari ini (24/1), pengamat politik Boni Hargens menyatakan resah dengan kelompok Front Pembela Islam. “Saya resah dengan kelompok seperti FPI, yang secara emosional memperlihatkan proses politik yang mengarah pada politik yang tidak rasional,”terangnya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Pemilih Indonesia siang ini.
Boni mengaku telah mengajak Habib Rizieq untuk berdebat tentang Pancasila dan Syariah Islam. “Apakah keindonesiaan kita masih kuat, masih utuh, atau apakah kita ini Indonesia dan apa itu keindonesiaan?” tanyanya.
Menurutnya, Islam Indonesia memilih untuk membangun paradigma Islam Nusantara yaitu Islam yang inklusif, Islam yang toleran. Tahun 1945 memang muncul piagam Jakarta. “Politisi muslim kemudian mempertahankan rumusan Pancasila tanpa Piagam Jakarta,”terang Komisaris LKBN Antara ini.
Lebih lanjut Dosen Ilmu Politik UI ini menyatakan bahwa yang melakukan kekacauan di sini bukan Islam, tapi kelompok garis keras. Menurutnya, persoalan Habib Rizieq hari ini bukan persoalan Ahok, tapi persoalan kita semua. “Musuh Pancasila adalah musuh kita semua,”terangnya.
Boni menjelaskan bahwa ia mengajak Habib Rizieq berdebat, karena berdemokrasi adalah berdebat, berdiskursus, bukan dengan otot. “Pakai massa, pakai jubah agama. Tetapi demokrasi tidak mengajarkan Itu. Mari kita berdialog,” paparnya.
Boni melihat (kasus) Ahok ini menjadi troya bagi kebangkitan fundamentalisme untuk membentuk NKRI Syariah. “Maka ini adalah persoalan besar bagi NKRI,”ujarnya.
Sementara itu, ketika wartawan Warta Pilihan menanyakan tentang ajakan debat dari beberapa aktivis Islam kepadanya, Boni menjawab,”Saya minta Rizieq Shihab, bukan anak buahnya,”tegasnya. |
Reporter : Eveline Ramadhini, Redaksi : Nuim Hidayat
Demi Allah…gue lebih resah keberadaan orang seperti anda
Demi Allah…gue lebih resah keberadaan manusia seperti anda di Indonesia
Dosen ilmu politik kok ndak tahu berdemokrasi… Justru tuduhan fundamentalist itu menuju anda sendiri…